Suamiku Dipenjara 12: Ujian Hidup yang Berat Datang Silih Berganti, Membuat Jumirah Makin Kuat

photo author
- Kamis, 30 Desember 2021 | 18:00 WIB
Jumirah menghadapi ujian berat lain, anaknya harus dirawat di rumah sakit.        (Ilustrasi Sibhe)
Jumirah menghadapi ujian berat lain, anaknya harus dirawat di rumah sakit. (Ilustrasi Sibhe)

harianmerapi.com - Menghadapi ujian hidup, ada dua kemungkinan yang akan terjadi, yakni diri kita menjadi semakin lemah, atau sebaliknya justru menjadi semakin kuat.

Jumirah menyadari akan hal itu. Ia merasa saat ini keluarganya sedang menghadapi ujian hidup yang cukup berat.

"Tinggal sekarang bagaimana saya harus menghadapi ujian ini," kata Jumirah dalam hati setiap kali merenungi nasibnya.

Baca Juga: Suamiku Dipenjara 1: Kegelisahan Seorang Istri Pertanda Kejadian Buruk atau Musibah Menimpa Suami

Suaminya masih harus menjalani masa hukuman setengah dari vonis yang dijatuhkan hakim. Itu pun sudah ada remisi saat Lebaran lalu.

Namun sepertinya waktu berjalan sangat lambat. Rasanya sudah tidak sabar lagi Jumirah menanti masa pembebasan suaminya, agar kondisi keluarganya kembali pulih seperti sedia kala.

Sekarang ini biduk keuarganya seolah tanpa nahkoda. Terpaksa Jumirah yang harus bisa mengatur segalanya, dari mencukupi mata pencaharian, menjaga hubungan sosial dengan tetangga hingga urusan anak-anaknya yang terhitung masih membutuhkan perhatian besar.

Jumirah belakangan sudah bisa agak tenang, setelah isu perselingkuhan dirinya dengan Klimin sudah reda.

Baca Juga: Lima Keistimewaan yang Dimiliki Seorang Perempuan di Mata Islam

Hanya sesekali saja masih ada celemongan orang usil, yang suka mengungkit-ungkit. Tapi setidaknya Jumirah sudah bisa bekerja mencari nafkah dengan normal. Berjualan apa saja yang bisa dijual atau membantu-bantu orang yang sedang membutuhkan.

Tapi saat kondisinya sudah mulai membaik, ujian lain datang dengan tiba-tiba. Mirna anaknya yang besar, sakit panas tidak sembuh-sembuh.

Dengan terpaksa Jumirah membawanya ke Puskesmas. Dan ibarat disambar petir di siang bolong, Jumirah nyaris pingsan ketika dokter memberi keterangan Mirna harus dirujuk ke rumah sakit lebih besar karena terindikasi kena sakit deman berdarah.

Bayangan mengerikan berada di depan mata Jumirah, karena belum lama ada tetangganya yang kehilangan anaknya, karena terlambat membawa ke rumah sakit.

Baca Juga: Wisata Magelang untuk Kamping Malam Tahun Baru, Silancur Highland Bisa Jadi Pilihan

Sekarang giliran dirinya yang harus menerima kenyataan, putri yang sangat disayanginya tergolek tak berdaya di tempat tidur. Tapi sepertinya Jumirah sudah semakin terbiasa menghadapi saat-saat tertekan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Filosofi laron dalam masyarakat Jawa

Senin, 28 April 2025 | 14:45 WIB
X