harianmerapi.com - Setiap anugerah dan rizki yang didapatkan manusia harus selalu disyukuri. Manusia memang berusaha sekuat tenaga untuk meraih harta dan kenikmaan lain, tetapi segala nikmat tidak luput dari kuasa-Nya.
Karena itulah, ketika nikmat berlimpah, seorang hamba tidak boleh terlena dan menyebabkan kesombongan diri tanpa bersyukur.
Kelalaian untuk bersyukur merupakan salah satu perilaku yang sangat dibenci oleh Allah. Bahkan perilaku tersebut dikategorikan sebagai pengingkaran atau disebut kufur nikmat. Allah SWT memperingatkan secara tegas perilaku tersebut dalam firman-Nya:
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahim, 14:7).
Baca Juga: Cerita Misteri Pemain Kuda Lumping Berlari Super Kencang Seperti Kuda Pacu di Arena Balap
Ayat ini selain sebuah dorongan untuk selalu bersyukur, juga sebagai peringatan bagi manusia untuk tidak jatuh dalam kufur nikmat.
Seorang yang terjerat kufur nikmat akan senantiasa merasa kurang atas apapun yang dianugrahkan kepadanya. Mereka akan terjerumus kepada kesyirikan dan selalu berbuat maksiat.
Di antara penyebab orang sulit bersyukur atau terjerembab ke dalam pusaran kufur nikmat adalah: Pertama, memakan rezeki haram.
Ketika hati ini sulit untuk bersyukur, perlu dicek; apakah ada sumber nafkah atau bahkan asupan yang haram masuk ke dalam tubuh kita?
Baca Juga: Mama Gaga Muhammad Ngaku Difitnah Laura Anna, Erica Carlina Beri Tanggapan Tegas
Sudah kah kita yakin bahwa apa yang kita peroleh berasal dari sesuatu yang halal dan apa yang masuk ke dalam tubuh juga sesuatu yang halal? Jangan anggap remeh persoalan ini.
Karena halal atau haramnya apa yang masuk ke dalam tubuh kita dapat berpengaruh terhadap perilaku kita sehari-hari.
Firman Allah SWT: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.” (QS. Al-Baqarah, 2:172).
Kedua, tidak menghargai nikmat Allah, merasa semua yang dimiliki memang sudah semestinya. Ada orang yang berfikir bahwa rizkinya itu diperoleh karena usahanya sendiri saja, tidak ada campur tangan Allah.
Baca Juga: Suamiku Dipenjara 10: Penyesalan yang Mendalam Seorang Istri Gara-gara Nafsu Birahi Sesaat
Kalau sekarang hidupnya kaya dan sangat mapan karena dirinya bekerja keras. Orang-orang seperti ini biasanya lupa, bahwa jika bukan karena rahmat Allah, tidak mungkin rizki yang dinikmatinya sekarang ini dapat diperolehnya.