harianmerapi.com - Ada pepatah cinta itu buta. Memang benar seperti itu pula yang dirasakan Kusin yang tak peduli pokoknya cintanya pada Lince harus dibalas.
Hati Kusin semakin penasaran, karena tidak ada jawaban dari Lince atas pernyataan cintanya.
Apalagi hal itu berlangsung sampai beberapa hari, bahkan beberapa minggu. Sepertinya Lince ragu-ragu untuk menerima cinta Kusin, meski pun keduanya sudah sangat akrab dan sering pergi berduaan.
Baca Juga: Manusia Bisa Berubah 1: Jadi Preman Kampung Hanya karena Mencari Perhatian Orangtua
Tak sabar menunggu jawaban, Kusin pun mengulang pernyataannya. Kali ini ia lebih serius, karena diliputi oleh rasa penasaran.
Keinginannya hanya satu, Lince harus mau menerima cintanya, karena ia sudah merasa sangat cocok dengan perempuan yang satu ini.
Kusin dibutakan dengan kenyataan bahwa Lince jelas berumur lebih tua darinya, sementara ia sendiri juga masih luntang-antung tidak jelas pekerjaannya.
Tapi niatnya sudah bulat, ingin memacari Lince dan bahkan juga menjadikannya sebagai istri.
Baca Juga: Manusia Bisa Berubah 2: Suka Berbuat Kriminal, Sering Berurusan dengan Polisi Tetap Tidak Kapok
Sengaja Kusin pun mengajak Lince ke tempat yang agak jauh di sebuah kawasan wisata yang biasa dijadikan anak-anak muda untuk berpacaran.
Tempatnya lumayan sepi, sehingga mereka leluasa untuk berdua saja tanpa takut diganggu orang lain. Kalau pun ada orang lain, mereka biasanya juga membawa pasangan sendiri, sehingga tak saling mengacuhkan.
Setelah memarkir motor, Lince pun menurut saja ketika Kusin menuntunnya menuju ke tempat yang lumayan sepi.
Mereka berdua menikmati suasana yang indah disertai dengan angin semilir membuat badan terasa dingin. Tak sabar akhirnya Kusin kembali menyatakan rasa cintanya pada Lince.
Baca Juga: Manusia Bisa Berubah 3: Tindak Kriminal dan Mabuk-mabukan Berkurang Setelah Berkenalan dengan Wanita
"Sudah lama sekali aku menunggu jawabanmu dan sekarang saatnya Lince untuk memberikan ketegasan," desak Kusin.
