Sunan Amangkurat Mas 5: Korban Peperangan Dihitung, Delapan Ratus Tentara Kompeni Tewas, dari Madura Ratusan

photo author
- Sabtu, 19 Februari 2022 | 09:05 WIB
Hermon Doorlop menyimpan dendam pada Panembahan Trunajati (Ilustrasi Pramono Estu)
Hermon Doorlop menyimpan dendam pada Panembahan Trunajati (Ilustrasi Pramono Estu)

“Panembahan, hati-hatilah! Agaknya Belanda itu akan berbuat kecurangan”, bisik Sarpin salah satu prajurit dari Padepokan Watu Penyu kepada Panembahan Trunajati gurunya.

“Ya, aku akan hati-hati. Tolong kamu ikut mengawasinya!”, jawab Panembahan Trunajati. Sekilas dia melihat tingkah laku Hermon Doorlop yang menyusup-nyusup diantara para prajurit.

Sambil memimpin pasukannya Panembahan Trunajati membaca mantra dan doa-doa memohon keselamatan kepada Allah yang Maha melindungi umatnya.

Baca Juga: Sunan Amangkurat Mas 4: Perang Besar Pecah, Dada Surapati Diterjang Sebutir Peluru Kencana

Benar. Sesaat kemudian senjata Hermon Doorlop menyalak. Sebutir peluru kencana tepat mengenai jidat Panembahan Trunajati, peluru itu jatuh ke tanah dan gepeng tidak mampu melukai jidat Panembahan yang kebal ini.

“Uuuukh...?” terdengar keluhan Panembahan Trunajati. Kiranya peluru kencana itu tak mampu menembus jidat sang Panembahan. Namun beliau merasakan sakit yang tiada taranya di dalam kepalanya.

“Sarpin, pimpinlah pasukan Kartasura dan kawan-kawanmu itu, agaknya kini pengapesanku sudah tiba”, kata Panembahan Trunajati terbata-bata lalu jatuh terguling di tanah. (Ditulis: Akhiyadi) *

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X