Babad Tanah Jawi: Berziarah ke Makam Ki Gabukan di Gunung Mandhen Temanggung, Harus dengan Hati yang Bersih

photo author
- Senin, 10 Januari 2022 | 18:00 WIB
 Berziarah di Gunung Mandhen harus dengan hati bersih. (Ilustrasi Pramono Estu)
Berziarah di Gunung Mandhen harus dengan hati bersih. (Ilustrasi Pramono Estu)

harianmerapi.com - Gunung Mandhen merupakan salah stau tempat peziarahan yang masih ramai dikunjungi, yang berada di wilayah desa Mandisari, Parakan, Temanggung, Jawa Tengah.

Padahal sepintas tidak ada hal yang menarik, karena kondisi tanah pegunungan itu biasa-biasa saja Tidak ada yang istimewa, karena di tempat itu terdapat makam Cina, Belanda dan makam umum.

Namun di puncak gunung kecil tersebut terdapat makam Ki Gabukan yang konon adalah cikal bakal wilayah tersebut.

Baca Juga: Tujuh Manfaat dan Keutamaan Membaca Istighfar, Salah Satunya Membuka Pintu Rezeki

Siapakah Ki Gabukan itu sebenarnya? Tidak ada sumber yang jelas, namun menurut buku Babad Tanah Jawi menyebutkan, ketika dibukanya Tanah Jawa ada seseorang selama hidupnya mukim di Alas Mentaok.

Sejak itulah sering muncul makhluk halus yang senang memba-memba bernama Ki Semar Badranaya. Ketika wafat dimakamkan di atas pegunungan Menoreh arah barat laut, atau tepatnya di puncak Gunung Tidar, wilayah Magelang, Jawa Tengah.

Apakah orang tersebut Ki Gabukan yang makamnya di Gunung Mandhen? Jarak antara Gunung Manden dengan Gunung Tidar berdekatan, sangat memungkinkan apabila kedua tempat itu dijadikan tempat wira-wiri atau bermain di kala senggang.

Ada keajaiban di Gunung Mandhen, dimana di puncaknya terdapat sebuah tanah lapang yang cukup luas. Pada waktu-waktu tertentu tanah lapang itu dijadikan sebagai tempat berziarah, mulai dari rakyat biasa sampai pejabat setingkat bupati bahkan menteri.

Baca Juga: Cerita Misteri Petugas Pemadam Kebakaran, dari Kesurupan Hingga Api Tak Kunjung Padam

Tentu saja mereka yang datang berziarah tidak pakai upacara resmi, diam-diam sesidheman atau kunjungan resmi.

Sehingga bagi warga Mandisari kedatangan seorang pejabat biasa-biasa saja, karena dianggap sebagai peziarah umum. Laku tirakat di tempat itu, umumnya untuk nggayuh drajat, sebuah kedudukan baik di pemerintahan maupun non formal.

Ada wewaler atau pantangan, bagi mereka yang melakukan ziarah di lapangan Gunung Mandhen tidak boleh berlaku sembrana, harus didasari laku batin atau hati yang bersih.

Kalau ada yang sampai mlenceng berbuat tidak senonoh, nantinya akan digoda makhluk gaib yang tidak kasatmata.

Baca Juga: Seorang Pria Tendang dan Buang Sesaji di Gunung Semeru, MUI: Jangan Sampai Memicu Kerusuhann dan Keresahan

Nah, di sinilah sering muncul makhluk halus yang memba-memba Ki Semar Badranaya berulah. Umumnya peziarah atau pengunjung yang datang berombongan ingin berfoto bersama dengan teman-teman, ketika semua siap berfoto, tiba-tiba terdengar suara :"Tunggu sebentar, aku ikut.." kata-kata dalam bahasa Jawa.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X