Menemukan Cahaya Misterius Saat Menjalankan Ritual di Pantai Parangkusumo

photo author
- Minggu, 9 Januari 2022 | 22:00 WIB
Cahaya misterius itu kupegang namun kukembalikan lagi ke tempat semula. (Ilustrasi Pramono Estu)
Cahaya misterius itu kupegang namun kukembalikan lagi ke tempat semula. (Ilustrasi Pramono Estu)

harianmerapi.com - Kisah nyata ini terjadi tahun 2010 silam, saat kami baru sampai di Pantai Parangkusumo jam 5 sore.

Kami putuskan untuk beristirahat sejenak di warung angkringan, sambil menikmati secangkir kopi panas.

Sambil menunggu malam tiba, kami cerita ngalor-ngidul tak tak tentu rimba dengan pembeli lain. Saya coba tanya tentang mitos Parangkusumo.

Baca Juga: Kontrol Diri dan Konsep Diri untuk Atasi Perilaku Agresif Remaja, Berikut ini Cara Pencapaiannya

"Gimana Wan capek nggak?" Tanyaku.
"Ya lumayan Dit," jawab temanku sambil mengepulkan asap rokok.

"Hidup memang aneh, sebentar enak eh saat susah lamanya minta ampun Wan," kataku.
"Ya mau gimana lagi. Yang penting kita usaha," seloroh Wawan.

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Bergegas kami membayar kopi dan makanan yang kami pesan tadi.

Berjalan menuju pantai suasana malam ini terasa sangat gelap dan suara gemuruh ombak juga kencang.

Baca Juga: Syiar Islam Sunan Geseng 4: Jenazah Dimakamkan di Atas Bukit Berdampingan dengan Watu Gajah

Kami berhenti sejenak sebelum ke pantai, aku berdoa dalam hati semoga tidak terjadi apa-apa.

Setelah sampai bibir pantai, sesekali ombak menyambut sampai ke kaki. Kami diam seribu bahasa karena kami punya misi yang berbeda.

Bau harum dupa semakin menyengat malam ini karena banyak yang melakukan ritual. Tetap sambil berdiri aku pandang langit yang gelap dan terus berdoa dalam kepasrahan pada Tuhan.

Aku meminta keadilan pada Tuhan atas diriku. Kupejamkan mataku. Ombak semakin ganas tapi kami tidak bergeser sedikitpun.

Baca Juga: Zaidul Akbar: Ada Wabah Penyakit atau Tidak, Kematian Seseorang akan Tiba di Tengah Ikhtiar yang Dilakukan

Seperti ada yang memerintahkan untuk membuka mata aku melihat cahaya putih di tengah laut dan meluncur ke arah kami. Aku tahan napas dan terus berdoa. Cahaya itu tepat jatuh di depanku.

Karena penasaran aku coba ambil dan anehnya, cahaya itu tidak berbentuk padat tapi bisa dipegang. Cahaya itu tak lebih besar dari biji kedelai namun bersinar terang.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB

Cerita misteri gendruwo ikut ronda mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 21:00 WIB
X