harianmerapi,com – Wabah penyakit bukan menjadi penentu kematian seseorang. Selama wabah virus Corona banyak yang meninggal.
Namun sejatinya secara keimanan Islam sangat meyakini ada atau tidak ada wabah atau penyakit maka ajal (kematian) seseorang pasti akan tiba.
“Kematian itu sebuah kepastian, di tengah ikhtiar yg dilakukan tentunya,” tulis Zaidul Akbar pada instragram@zaidulakbar.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Surabaya Terbaru dan Terkini, Minggu 9 Januari 2022 Hujan Ringan Mengguyur
Ia juga mengutip ungkapan kutipan ustadz @oemar_mita bahwa kematian seperti jam keberangkatan, semua ada jam keberangkatan , ada yang sama ada yang beda, tapi pasti akan berangkat.
Namun yang paling utama adalah tujuan dari keberangkatan tersebut yang harus sama, meski jam berangkat beda tapi tujuan nya harus sama yaitu akhirat atau surga Nya Allah.
Maka mau kapanpun jam berangkatnya jika tujuan sudah sama pasti nanti akan bertemu kembali.
Baca Juga: Pasutri Pembuang Bayi di Banda Aceh Ditangkap, Ini Motifnya
Kematian itu sesungguhnya beda alam saja karena ruh ruh mukmin yang wafat tersebut mereka tetap hidup di alam barunya.
“Ruh cuma berpisah saja dengan jasadnya tapi ruh mereka bisa saling mengunjungi , mereka hidup di alamnya dan ketika kita mengunjungi mereka di kuburannya mereka tahu kita datang,” tulis Zaidul Akbar.
Ahli kubur mendengar doa kita dan mereka sangat senang dikunjungi. Rasulullah mengunjungi penghuni pemakaman di hari jumat, kemudian jadi kebiasaan para sahabat setelahnya.
“Jadi.. sesungguhnya mereka tidak mati namun berpisah dari raga. Mereka menunggu hari kebangkitan dan tugas kita yang masih hidup , kunjungi mereka di makam dan doakan,” ungkap Zadul mengutip ustadz Oemar Mita.