harianmerapi.com - Manakala warga Kleteran mengejar jenazah Sunan Geseng sampai di desa Tirto, maka jenazah itu sudah selesai dimakamkan di puncak sebuah bukit.
Pemakamannya disiasati dengan membuat dua makam kembar. Kyai Wonotirto memperbolehkan orang-orang dari Kleteran untuk menggali makam itu, dengan janji hanya satu makam yang boleh digali.
Bila dalam penggalian itu mereka tidak menemukan jenazahnya, mereka harus rela Sunan Geseng dimakamkan di desa Tirto.
Baca Juga: Rutin Senam Aerobik, Tak Hanya Menjaga Kesehatan Jantung, Ini Manfaat Lainnya
Dalam penggalian salah satu makam, mereka tak menemukan jenazah Sunan Geseng. Warga Kleteran taat pada janjinya dan rela jenazah Sunan Geseng dimakamkan di desa Tirto.
Berdasarkan peristiwa itu, ada kepercayaan di tengah masyarakat desa Tirto. Para peziarah makam Sunan Geseng bila akan pulang sebaiknya tak melewati desa Kleteran di sebelah barat desa Tirto.
Konon, bila peziarah pulang lewat Kleteran, maka ‘berkah ziarah’-nya akan hilang karena ‘dibegal’ di Kleteran.
Di sebelah timur cungkup makam Sunan Geseng ada sebuah batu besar berukuran sekitar 2 m x 1 m, yang berbentuk seperti segitiga yang sisi-sisinya rata. Karena besarnya, batu ini disebut “Watu Gajah”, meski bentuknya tidak mirip gajah.
Baca Juga: Cerita Misteri Makhluk Halus Jelmaan Anjing Hitam Melahap Tiga Porsi Bakmi dan Lima Gelas Kopi Panas
Menurut ceriteranya, batu ini dahulu letaknya di sebelah bawah bukit di pinggir desa. Batu ini menjadi tempat duduk Sunan Geseng dan Ki Wonotirto - sesepuh dan cikal bakal desa Tirto - bila mereka sedang santai sambil bercengkerama.
Konon juga menjadi tempat sholat Sunan Geseng. Dan ketika mereka duduk-duduk di batu itu Sunan Geseng pernah berpesan kepada Ki Wonotirto, kalau beliau wafat minta agar jenazahnya dimakamkan di desa Tirto.
Ketika Sunan Geseng wafat dan dimakamkan di puncak bukit, batu itu ikut naik dan berhenti di dekat makam Sunan Geseng.
Menurut kepercayaan masyarakat, Watu Gajah yang aneh ini juga memiliki daya magis. Barangsiapa yang bisa ndhepani (mengukur panjang dengan merentangkan kedua lengan tangannya) batu ini, akan terkabul permohonannya. (Ditulis: Amat Sukandar) *