Syiar Islam Sunan Geseng 1: Penyadap Nira yang Sangat Miskin Tak Menduga Bertemu Sunan Kalijaga

photo author
- Minggu, 9 Januari 2022 | 09:00 WIB
Ki Cakrajaya kaget cetakan gula setelah dibuka isinya emas. (Ilustrasi Pramono Estu)
Ki Cakrajaya kaget cetakan gula setelah dibuka isinya emas. (Ilustrasi Pramono Estu)

harianmerapi.com - Sunan Geseng adalah seorang mubaligh terkenal asal desa Bedug, Bagelen, wilayah Kabupaten Purworejo yang melakukan syiar Islam di Kedu. Ia salah satu murid yang taat dan setia kepada gurunya, Sunan Kalijaga.

Nama asli Sunan Geseng adalah Ki Cakrajaya, yang semula hanyalah seorang penyadap nira. Karena sangat miskin, di desanya dia juga dijuluki Ki Petungmlarat.

Namun dia rajin nglakoni tirakat dan tapabrata, untuk mendalami ngelmu Kejawen-nya, sehingga mampu memiliki kesaktian.

Baca Juga: Cerita Misteri Membangun Rumah di Tanah Warisan yang Angker, Ada Sosok Nenek yang Ikut Numpang

Setiap kali Ki Cakrajaya menyadap nira selalu sambil ura-ura (melantunkan tembang) yang bermakna mantra, “Clonthang clanthung wong nderes buntute bumbung, apa gelem apa ora”.

Hingga pada suatu hari, ketika tengah memanjat pohon kelapa untuk menyadap nira sambil ura-ura, di bawahnya ada seseorang yang menegur, ”Hai ki sanak, tidak begitu doanya bila mau menyadap nira. Doanya dengan menyebut Asma Allah SWT.”

Kemudian dia berpesan kepadanya, “Bila ki sanak akan melakukan sesuatu pekerjaan awalilah dengan membaca dua kalimat syahadat dan menyebut asma Allah, Bismillahirahmannirahim……”

Kemudian ‘orang asing’ itu diajak singgah ke rumah Ki Cakrajaya. Di rumahnya, tamu itu meminta izin untuk bisa membantu mencetak setangkep gula jawa dengan cetakan tempurung kelapa.

Baca Juga: Tujuh Manfaat dan Keutamaan Membaca Istighfar, Salah Satunya Membuka Pintu Rezeki

Sebelum berpamitan, tamu itu berpesan kepada Ki Cakrajaya, ”Jangan sekali-kali cetakan gula itu dibuka sebelum saya pergi meninggalkan rumahmu ini.”

Ketika sang tamu telah jauh meninggalkan rumahnya, bergegaslah Ki Cakrajaya membuka cetakan gula jawa itu. Betapa dia terkejut dan terheran-heran, ketika tempurung cetakan gula jawa itu dibuka.

Di dalam cetakan itu bukanlah berisi setangkep gula jawa, tetapi sebongkah emas yang menyilaukan matanya. “Tamu tadi mesti bukan orang sembarangan,” pikirnya.

Ki Cakrajaya penasaran. “Siapa sebenarnya orang itu, aku ingin mencari dan berguru kepadanya,” begitu niatnya dalam hati.

Baca Juga: Kesempatan Umrah Terbuka Lagi

Di sebuah hutan, Ki Cakrajaya akhirnya bisa bertemu dengan orang “sakti” itu yang tidak lain adalah Sunan Kalijaga, yang tengah berkelana menyebarkan agama Islam di kawasan Jawa Tengah bagian selatan. (Ditulis: Amat Sukandar) *

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X