KELUARGA HANTU DI RUKO PARFUM BATAM (3)
LIMA belas tahun sudah berlalu. Akhirnya ruko itu disewa oleh salah satu kawanku. Saya masuk dan menyapanya dan nongkrong di dalam. Saya tidak lagi mengungkit kejadian itu. Di dalam benakku, karena saya percaya mungkin saat itu saya dalam keadaan stress dan mungkin semua itu adalah halusinasi saja, maka tidak ada manfaatnya saya menceritakan kepada kawanku ini, yang ujung-ujungnya menakuti dirinya.
Kebetulan sehari sebelumnya, saya membeli HP iPhone terbaru. Saya menguji kualitas kamera di toko tersebut, dengan mengambil beberapa foto di dalam ruko tersebut. Ketika melihat hasil jepretan… Seorang anak lelaki sekitar umur 3 tahun dalam keadaan telanjang dan berwarna hijau muncul di hasil jepretan tersebut.
Sungguh terkejut saya melihat ada foto tuyul di dalam jepretanku, saya rasa tidak bisa lagi saya menutupi hal tersebut. Segera saya memberitahukan Herman (nama samaran) apa yang saya foto. Herman diam sejenak dan mengajak saya untuk duduk di McDonald depan mesjid itu. Dia menceritakan kepada saya, dia sudah mengetahui keberadaan para hantu dan mereka akan marah bila dia menceritakan langsung di ruko itu juga.
Dikarenakan Herman sampai saat ini masih membuka dagang di sana, maka saya tidak akan menuliskan apa dagangannya. Menurut Herman kejadian aneh mulai ketika saudaranya dari Tanjung Batu menginap di ruko itu. Pernah sekali abang dan kakak ipar Herman tidur di salah satu kamar. Abangnya terbangun di tengah malam karena haus dan ingin mengambil air putih. Tetapi alangkah kagetnya melihat seekor kalajengking yang sebesar tangan orang dewasa hinggap di muka istrinya. Abangnya kaget dan tidak berani membangunkan istrinya, segera dihidupkan lampu dalam kamar dan tiba – tiba kalenjengking itu menghilang begitu saja. Karena pas melihat kalenjengking itu dalam keadaan lampu remang, maka dia menganggap dirinya yang keliru ataupun halusinasi.
Kejadian berikutnya adalah ketika Herman melewati dapur. Muncul penampakan kalajengking lagi sebesar seekor kuda menunggu di sana. Mungkin para pembaca menganggap ini bagaikan film Journey To The West, tetapi itulah yang terjadi. Herman segera kembali ke kamarnya dan berdoa untuk beberapa menit dan berteriak atas nama Tuhan yang dia percaya sambil melihat kembali. (Pandu Eka Prayoga)