"Apa itu?" tanya temanku.
"Entahlah," jawabku
"Kamu mau Wan?"
"Tidak. Aku tidak cari begituan," cerocos Wawan.
"Baguslah," kataku.
Aku kembalikan cahaya itu pada posisi semula tepat dimana dia jatuh. Tak lama ombak datang dan membawa cahaya itu pergi.
Setelah sesaat terpaku kami memutuskan berhenti dalam ritual kami. Kami berjalan ke tempat sore tadi dan tak lupa pesan kopi panas.
Tak terasa sudah jam 3 pagi dan kami putuskan untuk kembali ke Cirebon. Dalam perjalanan aku terus berfikir, cahaya apakah itu? Ah entahlah, dalam hatiku berontak. (Seperti dikisahklan Happy Children di Koran Merapi) *