harianmerapi.com - Bangun pagi ini Tantro tak segera mengambil air wudlu. Ia masih termenung dengan mimpinya saat tidur.
Dengan jelas sekali, ayah angkat Pak Kasan menemui dirinya lengkap dengan pakaian dinas militer saat masih menjadi tentara aktif. Pak Kasan terlihat gagah dan berwibawa.
Dalam mimpinya itu, Pak Kasan hanya tersenyum dan melambaikan tangannya. Tidak terucap kata-kata. Namun hal itu membuat Tantro jadi teringat saat Pak Kasan masih menjadi ayah angkatnya.
Betapa ketika itu Pak Kasan ingin Tantro bisa menjadi tentara seperti dirinya. Tantro jadi merasa bersalah, karena lulus SMA tidak mendaftar jadi tentara atau masuk sekolah tinggi kedinasan tentara.
Ia lebih memilih menerima tiket untuk masuk perguruan tinggi melalui jalur penelusuran bakat. Padahal ia dulu sudah berjanji pada Pak Kasan untuk menjadi seorang militer.
Setelah merenung sejanak, barulah Tantro bangkit untuk mengambil air wudlu untuk menjalankan salat Subuh. Namun begitu pikirannya belum juga merasa tenang.
Ia merasa ada isyarat yang dikirimkan melalui mimpi itu, meski orang bilang mimpi hanyalah bunga orang tidur.
"Semoga ini isyarat yang baik untukku," kata Tantro dalam hati.
Baca Juga: Gantungkan Cita-cita Setinggi Langit 2: Rajin Salat dan Belajar karena Ingin Menjadi Orang Kaya
Pagi itu Tantro dapat jadwal kuliah siang hari, sehingga ia merasa agak santai sedikit. Sementara orderan bisnis onlinennya juga tengah agak sepi, sehingga ada waktu luang untuk sekadar menemani ibunya yang harus lebih banyak beristirahat di tempat tidur.
Meski dalam keterbatasannya, Bu Dipo memang masih suka bekerja di rumah karena tak ingin menjadi beban bagi anaknya.
Meski kadang Tantro melarang, namun Bu Dipo tetap saja melakukan apa yang bisa ia kerjakan, seperti bersih-bersih rmah atau sekadar mencuci baju.
"Kamu tidak kuliah hari ini Tantro?" tanya Bu Dipo.
"Jadwalnya nanti siang, Bu," jawab Tantro.
"Bu, Tantro tadi malam kok mimpi ketemu Pak Kasan ya. Dia tampak gagah sekali dan tersenyum sambil melambaikan tangan pada Tantro," lanjut Tantro.