harianmerapi.com - Penelusuran riwayat dan jejak peninggalan Ki Tambang Yudha dilakukan oleh sesepuh Padepokan Makukuhan di Magelang, H. Chabib Sudarmadi.
Konon di makam juga ditemukan keris pusaka peninggalan Ki Tambang Yudha. Bilah keris pusaka yang diambil (ditayuh) oleh H. Chabib Sudarmadi itu ketika ditemukan sudah berkarat.
Keris jangkung luk tiga itu bernama Kebo Tengen. Menurut H. Chabib Sudarmadi, Ki Tambang Yudha hidup pada era runtuhnya Kerajaan Majapahit dan awal berdirinya Kasultanan Demak.
Baca Juga: Amalan-amalan Pembuka Pintu Rezeki, Salah Satunya Menjalin Silaturahim
Nama aslinya Lim Bio Un, seorang bangsa Cina, yang berguru di padepokan Empu Pakuwojo di Gunung Jabal.
Lim Bio Un yang juga dipanggil Lembong berguru bersama tiga temannya yaitu Han Bei Yan yang biasa dipanggil Gembyang, Pun Jian Lin dengan panggilan Penjalin dan Raden Prakosa atau Pangeran Juminah.
Kala itu tekanan kekuasaan Sultan Demak sangat kuat terhadap rakyatnya di bekas wilayah Kerajaan Majapahit yang masih beragama Hindu.
Keberadaan padepokan yang dipimpin Empu Pakuwojo didengar oleh pihak penguasa Kasultanan Demak. Saat itu terjadi pertikaian antara Sunan Katong dengan Empu Pakuwojo.
Sehingga terjadilah pertarungan antara Empu Pakuwojo melawan Sunan Katong. Dalam pertarungan ini karena kesaktiannya seimbang berakhir dengan ‘sampyuh’, keduanya tewas.
Namun anak buah Sunan Katong tetap memburu murid-murid Empu Pakuwojo, termasuk Lembong atau Jaka Lembong.
Untuk menghindari kejaran murid-murid Sunan Katong yang dipimpin Rajegjoyo, Jaka Lembong menyelamatkan diri dengan berpindah-pindah tempat.
Beberapa tempat disinggahi, dari daerah pesisir Pulau Jawa dan akhirnya ke daerah pedalaman dan akhirnya sampai di kaki Gunung Tidar.
Baca Juga: Cerita Hidayah Berkah Orang Pandai Mensyukuri Nikmat Akhirnya Mampu Melaksanakan Impiannya Naik Haji
Di sini dia bertempat tinggal di pinggir Sungai Ngancar, di mana ada sebuah sendang yang airnya jernih dan tak pernah kering pada musim kemarau.
Sendang itu namanya Sendang Kumprit yang sampai sekarang masih ada dan dimanfaatkan warga setempat. Di sini Jaka Lembong hidup bertani dan menambang pasir di sungai.