Tidak Ada Mantan Anak 11: Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah Hanya Impian Belaka

photo author
- Senin, 6 Desember 2021 | 20:00 WIB
Tinuk hanya bisa pasrah pada Allah SWT. (Ilustrasi Sibhe)
Tinuk hanya bisa pasrah pada Allah SWT. (Ilustrasi Sibhe)

harianmerapi.com - Lemas terasa seluruh tubuh Tinuk, setelah Bu Surti lenyap dari balik pintu. Masih tenngiang dengan jelas ucapan Bu Surti, bahwa dirinya hanya dijadikan istri simpanan oleh Mas Warno.

Ternyata selama ini Mas Warno telah berbohong. Niatnya untuk menikahi dirinya hanyalah pelampiasan nafsu belaka. Tidak ada niat untuk membina keluarga sakinah mawaddah warahmah sebagaimana ia janjikan sebelumnya.

Tak terasa air mata meleleh di pipi. Impian indah hidup bahagia bersama Mas Warno hancur lebur dalam seketika.

Baca Juga: Cerita Horor Bongkar Petilasan Keramat, Tangan Tak Bisa Digerakkan

Kini Tinuk baru menyadari, bahwa perubahan sikap Mas Warno belakangan berarti telah menunjukkan jati diri yang sesungguhnya.

Tinuk pun bingung untuk menghubungi Mas Warno, karena nomor HP nya sudah tidak aktif lagi. Untuk mencari ke tempat pekerjaan juga tidak mungkin, karena proyek terakhir yang ditangani sudah selesai. Sementara alamat asli tempat tinggal Mas warno, juga tidak diketahuinya secara pasti.

Rasa kecewa yang mendalam turut pula dirasakan Bu Barjo, setelah mendengar cerita dari Tinuk. Kebahagiaan yang sudah dirasakannya selama beberapa bulan terakhir, kini harus berakhir dengan cara yang sangat tidak mengenakkan.

Baca Juga: Empat Alasan Pentingnya Manajemen Waktu Agar Tidak Menjadi Orang yang Merugi

Bu Barjo pun merasa dirinya turut memberi andil kesalahan, karena mengizinkan Tinuk dinikahi Warno tanpa mengorek latar belakangnya terlebih dulu.

Apalagi pernikahan tidak dilangsungkan di KUA, sehingga tidak ada jalan lagi untuk menuntut hak bagi istri yang ditinggalkan begitu saja.

Kejadian yang menimpa Tinuk merupakan pukulan berat bagi Bu Barjo. Sekalipun sebelumnya sudah banyak cobaan berat dialami dan mampu dilewatinya, namun kali ini sepertinya menjadi yang paling berat bagi Bu Barjo. Merasa bersalah pada diri sendiri, dan merasa malu pula pada para tetangga.

Baca Juga: Lupa Ditutup Sarung Burung Kenari Mati dan Hewan Kecil yang Dijadikan Nama Dusun

Beban pikiran ini pun berimbas pada kesehatan fisik Bu Barjo, yang langsung turun secara drastis. Semula Bu Barjo berusaha untuk tidak menceritakan kondisinya pada Tinuk.

Namun keadaan tak bisa dibohongi. Hanya dalam hitungan hari, akhirnya Bu Barjo benar-benar ambruk, sehingga oleh tetangganya dipaksa untuk dibawa ke rumah sakit.

Bagi Tinuk ini menjadi pukulan berat berikutnya, setelah ditinggalkan suaminya tanpa kabar apapun. Hanya ada Bu Barjo, orang paling dekat yang bisa diajak bicara Tinuk. Dan kali ini, ibunya itu terbujur di rumah sakit dengan kondisi yang mengenaskan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Filosofi laron dalam masyarakat Jawa

Senin, 28 April 2025 | 14:45 WIB
X