harianmerapi.com - Sebagai anak tunggal, Tinuk dimanja orang tuanya sejak kecil. Apapun kemauannya, selalu dituruti. Gadis kecil itu pun terlihat hidup bahagia.
Apalagi ayahnya, Pak Barjo bekerja sebagai pemborong yang memiliki penghasilan lebih dari cukup dibanding tetangga kiri kanannya.
Tapi kehidupan dalam keluarga tak hanya membutuhkan materi. Kesibukan yang harus dilakukan Pak Barjo membuat ia jarang di rumah. Gadis yang kelihatan ceria itu, ternyata telah kehilangan figur ayah.
Baca Juga: Cerita Horor Kamar Nomor Terakhir di Sebuah Penginapan
Pal barjo waktunya lebih banyak dihabiskan di luar dibanding dengan keluarga di rumah. Ia berpendapat, istri dan anaknya pasti sudah bahagia karena sudah digelontor dengan uang berlebih.
Tapi tidak demikian halnya yang dirasakan Bu Barjo dan Tinuk. Bu Barjo merasa kesepian harus mengasuh anaknya seorang diri. Sementara Tinuk juga kehilangan figur seorang ayah.
Ketika itu Tinuk baru menginjak usia 9 tahun, saat Bu Barjo pulang ke rumah bersama seorang laki-laki yang belum dikenalnya.
Baca Juga: Silakan Mampir di Warung Makan Mi Ayam Mumet dan Pencuri Spesialis Bandul Timbangan
"Tinuk, kenalkan ini Oom Joko (nama samaran), teman Ibu," kata Bu Barjo mengenalkan temannya pada Tinuk.
Untuk gadis yang baru duduk di bangku kelas 2 SD, Tinuk tidak mudhengdengan kejadian menyangkut orang dewasa. Termasuk kelakuan ibunya, yang membawa seorang laki-laki tak dikenal ke rumah. Apalagi Oom Joko orangnya supel dan bisa ngemong Tinuk.
Dengan cepat hubungan Tinuk dengan Oom Joko kian akrab, karena ternyata Bu Barjo tidak hanya sekali saja membawanya ke rumah. Tinuk pun seolah mendapat ayah pengganti, karena Oom Joko punya perhatian yang besar pada dirinya.
Baca Juga: Cerita Horor Makhluk Halus yang Suka Mencuri Bayi yang Baru Saja Lahir
Seringnya Oom Joko datang ke rumah Pak Barjo pun menimbulkan kecurigaan bagi tetangga. Apalagi laki-laki berwajah ganteng itu selalu datang saat Pak Barjo tidak berada di rumah.
Kasak-kusuk pun menyebar dengan cepat dan akhirnya sampai ke telinga Pak Barjo. Tapi anehnya, Pak Barjo tidak segera mengambil tindakan tegas pada istrinya. Seolah-olah justru membiarkan saja istrinya berbuat gila dengan laki-laki lain.
Pernah suatu ketika Pak Barjo memergoki saat Oom Joko tengah bertandang ke rumah. Namun begitu, seolah Pak Barjo tidak ambil pusing.