Rumahku Bukan Surgaku 26: Bukan Anak Kandung Namun Tetap Sayang dan Diberi Nama Afifah

photo author
- Rabu, 1 Desember 2021 | 13:00 WIB
Pono tetap sayang pada Afifah meski bukan anak kandungnya.     (Ilustrasi Sibhe)
Pono tetap sayang pada Afifah meski bukan anak kandungnya. (Ilustrasi Sibhe)

harianmerapi.com - Lima bulan terlewatkan, akhirnya Inem melahirkan jabang bayi mungil. Bayi perempuan itu oleh Pono diberi nama Afifah.

Menurut arti katanya, Afifah adalah memiliki harga diri. Pono berharap, sekalipun bukan anak kandung, ia berharap putrinya nanti memiliki harga diri sehingga mampu menjalani kehidupan dengan tegar dan meraih kebahagiaan yang lebih dibanding orang tuanya.

Inem sendiri senang dengan pemberian nama tersebut, karena merupakan pemberian dari Pono, yang berarti suaminya sudah menganggap itu selayaknya anak kandung sendiri.

Baca Juga: Arwah Saudara Kembar Menjahit Gaun Baru Buat Lebaran

Apalagi setelah diberitahu Pono, makna dari sebutan Afifah itu sendiri.

"Nama yang bagus dan indah, Mas. Semoga kelak bisa mewujudkan harapan Mas Pono," kata Inem.

Status Afifah menjadi rahasia bagi Inem dan Pono, sehingga para tetangga tahunya itu adalah anak hasil pernikahan mereka.

Baca Juga: Uang Baru Tak Laku dan Kiat Dokter Agar Balita Tak Nangis Saat Diperiksa

Begitu pun dengan orang tua Inem maupun Pono, yang menyambut gembira kehadiran seorang cucu perempuan.

Rasa syukur atas kelahiran Afifah mereka rayakan dengan melaksanakan pengajian aqiqoh, menyembelih satu ekor kambing di kampung halaman.

Hubungan suami istri mereka pun semakin lengkap, karena setelah masa nifas habis Pono merasa tidak canggung untuk menggauli Inem.

Baca Juga: Ki Ageng Makukuhan Alias Sunan Kedu 3: Meninggalkan Istri yang Tengah Hamil Demi Tugas Suci

Kata bijak yang menyebutkan anak membawa rezeki rupanya juga benar-benar dialami Pono dan Inem. Saat Afifah menginjak usia tiga bulan, Pono mendapat kenaikan jabatan di kantornya.

Etos kerja yang tekun dan tepat waktu, rupanya menjadi pertimbangan perusahaan untuk meningkatkan status Pono.

Jabatan itu sekaligus membawa Pono mendapatkan fasilitas yang lebih baik, berupa rumah dinas dan kendaraan.

Baca Juga: Jenazah Itu Tersenyum Padaku dan Lengkuas Lupa Disimpan di Dompet

Sekalipun hanya sepeda motor, itu sudah sangat disyukuri Pono, karena sangat membantu aktivitasnya di kantor maupun saat ada keperluan pribadi di rumah.

Pribadi Pono yang sederhana dan jujur, telah mengantarnya ke jenjang karir yang lebih baik. Apalagi keikhlasannya dalam menerima cobaan seberat apapun, termasuk kehadiran Afifah yang bukan anak kandung, telah mengantarnya menuju kehidupan yang penuh barokah.

Inem pun bersyukur dengan kehidupan yang diraihnya, mendapatkan suami yang sabar dalam membimbing dirinya. Ia ingin segera memiliki anak hasil buah cintanya dengan Pono, agar kebahagiaan rumah tanganya lebih lengkap.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Filosofi laron dalam masyarakat Jawa

Senin, 28 April 2025 | 14:45 WIB
X