Pernikahan yang Tak Direstui 7: Uang Bisa Membeli Segalanya

photo author
- Kamis, 4 November 2021 | 07:30 WIB
Setiap hari Marjina dan Berjo selalu bertengkar gara-gara masalah uang. (Ilustrasi Sibhe)
Setiap hari Marjina dan Berjo selalu bertengkar gara-gara masalah uang. (Ilustrasi Sibhe)

harianmerapi.com - Mungkin benar jika ada orang mengatakan uang bisa membeli segalanya. Sehingga jika tidak ada uang, maka tak akan mampu pula membeli apapun, termasuk kebahagiaan.

Gara-gara tak punya uang, maka rumah tangga Berjo dengan Marjina akhirnya hancur berantakan.

Rupanya kesabaran Marjina untuk menunggu suaminya mendapat pekerjaan yang mapan sudah habis. Pertengakaran selalu terjadi hampir setiap hari. Dan semua diawali dengan urusan uang.

Baca Juga: Rezeki Mengalir Setelah Mengantar Perempuan Misterius Baju Putih

"Mas, hari ini aku mau belanja ke pasar, pengin masak semur daging," tanya Marjina.
"Maaf Dik, aku hari ini nggak pegang duit. Ada cuma 30 ribu, mana cukup untuk beli daging," jawab Berjo dengan melas.

Jawaban yang langsung menyulut emosi Marjina, sehingga sampai keluar kata-kata keras yang menyakitkan bagi seorang suami.

"Suami macam apa, nggak pernah bisa memenuhi kebutuhan keluarga," teriak Marjina.

Baca Juga: Pipis di Bawah Pohon Kelengkeng, Disapa Penghuninya

Pertengkaran yang sampai didengar tetangga kiri kanan ini terjadi hampir setiap hari. Sementara orang tua Marjina juga tak bisa berbuat apa-apa.

Bahkan mereka seolah ikut membenarkan tindakan anaknya, karena sepertinya sudah jenuh mendengar pertengkaran setiap hari.

Berjo sendiri bukannya tak ingin lepas dari situasi. Berbagai upaya sudah dilakukan, tapi nasib seolah belum berpihak pada dirinya.

Baca Juga: Kegigihan Nyai Subang Larang 3: Bersedia Dipersunting Prabu Siliwangi Asal Tetap Memeluk Islam

Ijazah sarjana yang menjadi pegangannya tak ada artinya, di tengah persaingan sengit orang-orang mencari pekerjaan. Kebanyakan tidak ada lowongan karena sudah diisi oleh karyawan bawaan dari orang dalam.

Sempat pula Berjo nyaris akan diterima, namun akhirnya gagal karena harus membayar sejumah uang pada salah satu oknum orang dalam. Dari mana ia mendapat uang untuk menyogok, untuk makan sehari-hari saja masih kesulitan.

"Mas disini kalau tidak pintar sekali sulit untuk diterima. Kalau cuma pas-pasan seperti sampeyan, ya harus bayar untuk bisa lolos," kata oknum tersebut, yang justru makin membuat Berjo semakin sakit hati. (Bersambung) *

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Filosofi laron dalam masyarakat Jawa

Senin, 28 April 2025 | 14:45 WIB
X