harianmerapi.com - Saat musibah datang secara bertubi-tubi, maka acap kali yang terucap di mulut adalah 'Ya Allah, cobaan apa lagi yang Engkau berikan?'
Begitu pula dengan situasi yang tengah dihadapi Dirga. Usai pemakaman massal para korban gempa yang meninggal dunia, waktu sudah menunjukkan dinihari.
Kelelahan fisik dan pikiran menyelimuti seluruh warga, karena mereka nyaris belu sempat istirshat sehari penuh.
Baca Juga: Lima Keistimewaan yang Dimiliki Seorang Perempuan di Mata Islam
Dirga pun menyempatkan diri untuk bersandar di pohon untuk sekadar istirahat. Namun pikirannya tetap tidak bisa tenang.
Masih ada tugas yang harus ia selesaikan secepat mungkin, yaitu menemani istrinya yang tengah berjuang menghadapi cedera berat yang dialaminya.
Rusaknya jaringan telekomunikasi membuat Dirga tidak bisa mengikuti perkembangan perawatan istrinya. Sejauh ini ia hanya percaya saja kepada para relawan, yang sebagian sudah dikenalnya.
Namun demikian, hatinya tidak bisa tenang juga. Meski masih dalam kondisi kelelahan luar biasa, Dirga pun bertekad untuk segera menyusul istrinya.
Baca Juga: Suami Setia 1: Anak Bertanya pada Bapak, Jika Sudah Mati Bisa Ketemu Lagi Nggak Ya?
Karena itu ia bergegas bangun lagi, mencari-cari informasi bagaimana untuk mendapat tumpangan ke rumah sakit.
Saat matahari mulai menyembul, Dirga akhirnya sampai juga ke rumah sakit tempat Hastri dan para korban lain mendapat perawatan.
Hati Dirga makin miris ketika melihat betapa mengerikannya dampak dari gempa yang terjadi kemarin pagi. Selain banyak sekali bangunan yang rontok rata dengan tanah, korban manusia pun tak kalah banyaknya.
Mereka pada umumnya mengalami luka-luka akibat tertimpa reruntuhan. Ia hanya bisa berharap istrinya tak mengalami luka separah orang-orang yang dilihatnya.
Saat pertama melihat Hastri yang sudah mendapat perawatan, Dirga merasa sedikit lega. Ternyata tidak banyak luka fisik yang dialami istrinya.