kearifan

Ki Ageng Makukuhan Alias Sunan Kedu 8: Menghadapi Banyak Rintangan Selama Menjalankan Syi'ar Islam

Jumat, 10 Desember 2021 | 16:35 WIB
Di tengah jalan seorang pemuda menghadang Ki Ageng Makukuhan. (Ilustrasi Pramono Estu)

harianmerapi.com - Ki Ageng Makukuhan alias Sunan Kedu melanjutkan perjalanannya dalam rangka syiar Islam diikuti abdi setianya, Bah Beo.

Ketika sampai di desa Kabluk, mereka dihadang gerombolan yang terkenal kebengisannya di daerah ini. Branjang Alas, pimpinan gerombolan ini, menghardik Ki Ageng Makukuhan agar turun dari punggung kudanya.

Namun Ki Ageng Makukuhan tidak mau turun. Dia mau turun bila Branjang Alas mau menjawab pertanyaannya. Branjang Alas seperti ditampar ubun-ubunnya dan semakin marah. Melihat sikap Branjang Alas seperti itu, Bah Beo turun dari kudanya dan menantangnya.

Baca Juga: Cerita Horor Begal Kena Batunya, karena Korban yang Jadi Sasaran Ternyata Hantu Sundel Bolong

Terjadilah pertarungan sengit antara Bah Beo melawan Branjang Alas. Akhir pertarungan, Branjang Alas mati di tangan Bah Beo. Melihat pimpinannya mati, anak buah Branjang Alas melarikan diri.

Mereka sangat ketakutan dengan sepak terjang Bah Beo dalam pertarungan yang baru saja mereka saksikan. Mayat Branjang Alas dimakamkan di desa Kabluk.

Ki Ageng Makukuhan melanjutkan perjalanan menuju ke Tlahap, di atas Kwadungan Krincing yang masuk wilayah desa Pagergunung.

Baca Juga: Tidak Ada Mantan Anak 17: Ciri-ciri Fisik Hampir Sama, Mungkinkah Dia Anakku?

Di tikungan jalan desa ada banyak orang di bawah pohon randu alas dipimpin Ki Lurah Tejo Manggolo, yang wajahnya menakutkan.

Dia penguasa daerah lereng Gunung Sumbing sisi utara. Ki Lurah memberi aba-aba untuk menghadang orang yang berpakaian serba hitam, Ki Ageng Makukuhan.

Salah seorang pemuda yang badannya kekar menggertak, “He, ki sanak turunlah dari kudamu!” Namun, Ki Ageng Makukuhan dan Bah Gedruk, tidak terkejut karena sudah terbiasa menghadapi orang yang bengis dan galak.

Baca Juga: Jadi Langganan Kucing Minta Tulang dan Lampu Penerangan itu Mereknya Corona

Ki Lurah Tejo Manggolo, mendekati dan menyapa, “Ki sanak, apakah benar kamu yang berlagak menjadi orang yang menguasai Pagergunung sini?”, tanya Ki Lurah kepada Ki Ageng Makukuhan sambil tertawa lebar.

Melihat hal ini Bah Gedruk turun dari kudanya dan balik bertanya,“Siapa namamu? Sombong sekali kamu, hai orang jelek.” Ki Ageng Makukuhan mencegah kemarahan Bah Gedruk.

Ketika perjalanan mereka sampai di sebuah tikungan, juga dihadang sekelompok pemuda. Menghadapi sekelompok pemuda itu, Ki Ageng Makukuhan menunjukkan muka yang ramah kepada mereka.

Halaman:

Tags

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB