Toh demikian, ketika mendengar nasib Jimat yang mengenaskan, ada rasa iba juga di hati Salendro.
Ia menyempatkan diri menengok Jimat di rumah sakit untuk melihat kondisi Jimat yang sesungguhnya.
Baca Juga: Kiat puasa tetap sehat, atur agar cukup istirahat, begini saran dokter
Saat itulah Salendro benar-benar merasa tidak tega melihat kondisi Jimat.
Ia tak bisa membayangkan, bagaiamana duduk permasalahannya hingga Jimat menjadi korban amuk massa.
Pasti pada malam itu kejadiannya sangat mengerikan yang berakibat sangat fatal.
Jimat tergolek tak berdaya di ruang perawatan.
Ia juga belum bisa diajak komunikasi, karena belum sadar. Sepertinya JImat masih dalam kondisi kritis.
Salendro juga tidak diperbolehkan berada di ruangan terlalu lama.
Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat paparkan tentang manhaj dan mahzab saat pengajian Ramadhan PP Muhammadiyah
Karena itu, ia hanya bisa mendoakan agar Jimat bisa segera pulih.
Hilang sama sekali rasa dendam, dan sakit hati yang selama ini mengharu biru dirinya.
Yang muncul ada sisi manusiawinya.
Orang bilang tega sakitnya tidak tega matinya. (Bersambung) *