Salah satu kedudukan Shalat dalam Islam adalah sebagai tiang agama

photo author
- Selasa, 31 Januari 2023 | 06:52 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dokumen Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dokumen Pribadi)

“Islam dibangun atas lima perkara, yaitu: (1) bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar untuk diibadahi kecuali Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan-Nya, (2) mendirikan Shalat, (3) menunaikan zakat, (4) Haji ke Baitullah, (5) berpuasa di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Ketiga, amalan seseorang bisa dinilai dari shalatnya. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya.

Baca Juga: Pengalaman horor Mita tinggal di rumah kos, malam hari ada kain putih berkibar di dekat pintu, ternyata ....

Apabila shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntunga dan keselamatan.

Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi.

Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah mengatakan, ‘Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amal shalat sunnah?’ Maka shalat sunnah akan menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu.” (HR. Tirmidzi dan An-Nasa’i).

Keempat, perkara terakhir yang hilang dari manusia adalah shalat. Dari Umamah Al-Bahili, ia berkata, Rasulullah Muhammad SAW bersabda:

“Tali ikatan Islam akan putus seutas emi seutas. Setiap kali terputus, mausia bergantung pada tali berikutnya. Yang paling awal terputus adalah hukumnya, dan yang terakhir adalah shalat.” (HR. Ahmad).

Kelima, Allah SWT mencela orang-orang yang melalaikan shalat. Firman Allah SWT: “Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.” (QS. Maryam; 19:59).

Keenam, salah satu ciri orang munafik adalah melalaukan shalat. Firman Allah SWT: “Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud ria (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali.” (QS. An- Nissa’; 4:142). *

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X