HARIAN MERAPI - Kesadaran akan pentingnya pengelolaan aspek-aspek psikologis dewasa ini semakin meningkat, salah satunya upaya mendapatkan kebermaknaan hidup dengan penuh keungulan.
hidup yang bermakna menurut Bastaman adalah corak kehidupan yang sarat dengan kegiatan, penghayatan,
dan pengalaman-pengalaman yang bermakna, yang apabila hal itu terpenuhi akan menimbulkan perasaan-perasaan bahagia dalam kehidupan seseorang.
Baca Juga: Wejangan dari Ayah Yusuke, sahabat Jerome Polin mencuri perhatian netizen, berikut nasihatnya!
Kebahagiaan itu milik orang-orang yang dapat bersyukur, yakni mereka yang mengakui dan menyadari bahwa Allah telah memberinya nikmat yang sangat banyak,
menyebut-nyebut nikmat yang diberikan Allah dan menunjukkan rasa syukur dalam bentuk ketaatan kepada Allah, Tuhan Semesta Alam.
Merasa bahwa apa yang dilakukan memiliki tujuan dan makna nyata yang penting bagi diri seseorang dapat membuat perbedaan besar dalam hidupnya.
Itu akan membuat seseorang lebih bersemangat setiap harinya dan tak sabar ingin menjalani hari-harinya dengan penuh keceriahan dan kebahagiaan.
Dalam situasi yang seperti itu, seseorang mungkin merenungkan arti hidup yang telah
dijalani.
Bisa jadi juga seseorang sedang memprotes diri sendiri karena menjalani hidup yang sama sekali tak bermakna.
Agar hidup lebih bisa dinikmati dan bermakna, semestinya harus berangkat dari motivasi
untuk berubah lebih baik melalui cara-cara sebagai berikut:
Pertama, ingin memberikan yang terbaik.
Jika anda seorang pendakwah misalnya, yang memotivasi anda adalah keinginan untuk memberikan yang terbaik untuk tercapainya tujuan dakwah yang telah dicanangkan.
Seorang pendakwah akan senantiasa berusaha melakukan tindakan yang terbaik,
memberikan segenap waktu,
Artikel Terkait
Keistimewaan seorang wanita, diantaranya adalah perhiasan dunia
Muhasabah diri untuk membakar ke-aku-an menuju pribadi penuh arif dan unggul
Makna kalimat thayyibah sebagai pernyataan keimanan seorang muslim
Konsep keadilan sosial dalam pespektif Islam
Empat Kunci Surga: ilmu, amal, dakwah dan sabar