HARIAN MERAPI - Membicarakan kejelekan orang lain itu ada tiga tingkatan yang kesemuanya tentu saja sangat dibenci oleh manusia, dan sedapat munhkin dihindari dan dijauhi.
Allah pun bahkan sangat membenci penggunjing ini dengan memberikan perumpamaan bahwa mereka seperti memakan bangkai saudaranya yang telah mati.
Ketiga tingkatan itu adalah; (1) Ghibah, yakni menyebutkan sesuatu yang terdapat pada diri seorang muslim, sedang ia tidak suka (jika hal itu disebutkan).
Baca Juga: Ciri dan buah takwa, diantaranya tidak takut dan tidak bersedih hati
Kedua, fitnah, yakni merupakan komunikasi kepada satu orang atau lebih yang bertujuan
untuk memberikan stigma negatif atas suatu peristiwa yang dilakukan oleh pihak lain berdasarkan atas fakta palsu yang dapat memengaruhi penghormatan, wibawa, atau reputasi seseorang.
Ketiga, namimah yakni menyebutkan perkataan seseorang pada orang lain dengan maksud untuk merusak hubungan persahabatan keduanya.
Namimah adalah termasuk diantara dosa lisan yang sangat dicela dalam Alquran dan hadis.
Namimah tidak terbatas hanya dengan ucapan saja, melainkan juga mencakup penyampaian berupa tulisan dan isyarat.
Mengungkapkan beberapa masalah yang orang tidak ingin orang lain ketahui juga disebut namimah.
Baca Juga: Lima hikmah menjaga lisan, salah satunya menunjukkan kemuliaan seseorang
Orang yang bermaksud menghancurkan persahabatan seseorang, dengan
menyebutkan perkataan seseorang pada orang lain dengan cara menghasut, disebut nammam.
Namimah dalam bahasa Indonesia biasa disebut adu domba, bergosip, ujaran kebencian dan menyebar fitnah. Namimah adalah salah satu dosa besar dan diharamkan.
Dailami dalam kitab Irsyad al-Qulub menyebutkan namimah sebagai dosa yang lebih besar dari ghibah.