HARIAN MERAPI - Junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW bersabda: "Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan." (HR. Bukhari).
Lisan merupakan salah satu karunia Allah SWT kepada seluruh umat manusia yang ukurannya lebih kecil dibandingkan bagian tubuh lainnya seperti tangan dan kaki, tetapi dapat menempatkan seseorang pada posisi sebagai penghuni surga atau sebaliknya dilemparkan ke dalam api neraka.
Jangan sepelekan setiap perkataan yang keluar dari mulut kita. Karena pada dasarnya perkataan tersebut memiliki dampak yang besar dan bisa mendatangkan murka Allah Ta’ala.
Baca Juga: Lima keistimewaan seorang wanita, di antaranya sebagai perhiasan dunia
Sabda Rasulullah SAW yang lain: “Sungguh seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan keridhaan Allah, namun dia menganggapnya ringan, karena sebab perkataan tersebut Allah meninggikan derajatnya. Dan sungguh seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan kemurkaan Allah, namun dia menganggapnya ringan, dan karena sebab perkataan tersebut dia dilemparkan ke dalam api neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Juga Sabda Rasulullah SAW: "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau lebih baik diam (jika tidak mampu berkata baik)." (HR. Bukhari Muslim).
Orang yang selalu berusaha menjaga lisan, dengan mengatakan hal-hal yang positif dan menghindari banyak bersuara untuk hal-hal negatif atau sengaja untuk menyakiti hati orang lain, akan mendapatkan berbagai hikmah dan keuntungan.
Pertama, Allah SWT menjamin Surga.
Jaminan apa yang paling kita ingin dapatkan dari Allah selain Surga-Nya?
Orang-orag saleh yang mampu menjaga lisannya untuk selalu dipergunakan menyampaikan kebaikan, atau lebih baik diam daripada menyuarakan keburukan, maka Surga lah yang akan menjadi tempatnya di akhirat kelak.
Baca Juga: Berkeluarga merupakan salah satu HAM yang dilindungi dalam agama Islam
Kedua, terhindar dari api Neraka.
Dalam sebuah hadits disebutkan, “Takutlah pada neraka, walau dengan sebiji kurma. Jika kamu tak punya maka katakanlah yang baik.” (HR. Mutafaq ‘alaih).
Maksud dari hadits tersebut adalah bahwa Allah SWT telah menciptakan neraka sebagai balasan bagi mereka yang suka berbuat keburukan dan kerusakan selama hidupnya di dunia, termasuk berkata kufur kepada atau tentang Allah SWT.
Ketiga, menunjukkan kemuliaan seseorang.