Pemaaf merupakan salah satu akhlak terpuji yang harus dimiliki oleh tiap-tiap orang yang beriman.
Ada sebagian orang beranggapan bahwa meminta maaf itu merupakan sesuatu mudah untuk dilakukan, namun tidak semua orang bisa memaafkan, terkadang memang ada benarnya, memaafkan memang bukan perkara yang mudah.
Baca Juga: Lima keistimewaan seorang wanita, di antaranya sebagai perhiasan dunia
Namun perlu diperhatikan, jika kita sulit memaafkan, maka akan banyak dendam di hati kita, terlebih kita akan sulit melupakan kesalahan orang lain terhadap apa yang diperbuat kepada kita.
Pemaaf adalah sifat yang memang perlu dimiliki untuk membangun suatu karakter seseorang.
Bukan berarti memaksakan harus untuk memiliki sifat pemaaf, namun terkadang perlu kita belajar, dilatih, bagaimana kita menumbuhkan sifat itu.
Pemaaf adalah sifat mulia yang akan menjadikan seseorang menjadi mulia karenanya.
Dan sikap terpuji yang seperti inilah yang akan menjadikan interaksi antar manusia menjadi semakin harmonis, menyenangkan, dan penuh keberkahan.
Banyak sekali Allah mengajarkan kepada kita agar menjadi pribadi yang pemaaf, melalui kisah cerita dari umat terdahulu, seperti kisah salah satu khalifah yaitu, Abu Bakar as-Shidiq yang menjadi sebab-sebab diturunkannya ayat berikut ini:
Baca Juga: Lima hikmah menjaga lisan, salah satunya menunjukkan kemuliaan seseorang
“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan diantara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kerabat(nya), orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dad. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. An-Nur, 24 : 22).
Allah akan memberikan pengampunan bagi orang-orang yang mudah memberikan maaf, dan menyediakan balasan surga bagi mereka.
Sesungguhnya Allah SWT Sang Maha Pencipta yang memiliki sifat-sifat mulia (Asmaul Husna), dan salah satu yang dimiliki Allah yaitu sifat Pemaaf.
“Jika kamu menyatakan sesuatu kabaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa.” (QS. An-Nisa’, 4 : 149).
Orang yang memiliki jiwa pemaaf secara lebih ia juga sekaligus akan memiliki jiwa yang sabar dan ikhlas.