HARIAN MERAPI - Nabi Muhammad SAW dilahirkan pada tanggal 12 Rabi`ul Awal Tahun Gajah di Makkah al-Mukarramah.
Kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan momentum awal, babak baru kejayaan
Islam dalam konteks penyebaran agama Islam sebagai agama tauhid.
Tugas dan tanggung jawab nabi Muhammad SAW sangat berat, karena pada saat itu Nabi dihadapkan dengan zaman yang penuh kejahiliahan (kebodohan).
Penyakit jahiliah ini sudah pada tingkatan yang sangat kronis, keyakinan dan kepercayaan keberagamaan pada saat itu hanya menyembah berhala (patung-patung) yang diyakini memberikan kebaikan dan kebahagiaan.
Persoalan inilah yang harus dientaskan oleh seorang nabi Muhammad SAW dalam dakwahnya.
Dalam al-Quran surat Al-Anbiya` ayat 107 Allah SWT berfirman : “Tidaklah Kami
mengutusmu melainkan untuk menjadi rahmat sekalian alam”.
Dalam hadits Nabi disampaikan bahwasanya ; “ia di utus ke muka bumi ini untuk membenahi akhlak manusia”.
Secara tegas ayat dan hadits ini mengatakan bahwa tugas nabi Muhammad SAW adalah merekonstruksi moralitas, akhlak dan perilaku manusia.
Mengenai keluhuran akhlak Nabi, Allah berfirman: “Dan sesungguhnya kamu
benar-benar berbudi pekerti yang agung”. (QS. al-Qalam, 68: 4).
Baca Juga: Peran orangtua dalam perkembangan anak, di antaranya menunjukkan perilaku positif
Untuk merekonstruksi persoalan tersebut nabi Muhammad SAW mengawali dakwahnya
dengan cara sembunyi-sembunyi, diawali dengan mengajak orang-orang terdekatnya untuk mengikuti ajaran Islam.
Selanjutnya dakwah Rasulullah dilancarkan secara terang-terangan serta didukung oleh
orang-orang terdekatnya yang telah mengikuti ajaran Islam sebagai generasi awal Islam.
Sebagai pembawa risalah yang rahmatan lil’alamin, Nabi Muhammad SAW merupakan
Rasul akhir zaman dan risalahnya juga merupakan risalah yang terakhir.
Dengan risalah yang dibawa Muhammad SAW yang relatif singkat selama 23 tahun, Muhammad SAW berhasil dan sukses merekonstruksi kehidupan masyarakat menjadi lebih baik.