HARIAN MERAPI - Makam Ki Bang Kuning mertua Sunan Ampel menjadi salah satu tujuan utama dalam wisata religi ziarah kubur.
Mendengar nama Sunan Ampel tentu sangat familier sebab salah seorang Wali Songo, penyebar Islam di Jawa dan pencetak raja - raja Islam di Jawa.
Demikian juga dengan nama Ki Bang Kuning atau Ki Wiroseroyo tentu juga familier.
Tetapi yang belum tahu Harian Merapi mencoba menyajika secuil tentang tokoh yang juga disebut mbah Karimah.
Baca Juga: Ini pesan Dedi Mulyadi jelang sidang perceraian, bikin menyayat hati
Ia adalah tokoh besar dan turut berjasa dalam perkembangan agama Islam di Jawa.
Bahkan raja-raja besar seperti dari Kediri, Palembang, Demak, Kediri dan Demak, Surabaya, Ponorogo masih keturunan darinya.
Bagi yang ingin melakukan wisata reliji ziarah ke makam sangat mudah dicari.
Dalam ziarah ini bertujuan antara lain untuk mendoakan ahli kubur, mengenang jasa-jasa dan meneruskan perjuangan yang telah dikerjakan.
Makam Mbah Karimah terletak di kawasan Kembang Kuning, Surabaya.
Menuju lokasi ini, bisa diawali dari Masjid Rahmat atau dikenal dengan sebutan Masjid Kembang Kuning di Jalan Chairil Anwar 27, Surabaya.
Baca Juga: Peruntungan Shio Kerbau Selasa 27 September 2022, hari ini adalah keberuntungan untuk kencan pertama
Lantas, berjalan ke barat menyusuri perkampungan padat yang agak mendaki. Tidak jauh perjalanan yang ditempuh, sekitar 100 meter akan terlihat gapura bertulis 'Makam Mbah Karimah'.
Di pintu masuk, berdiri sebuah gapura tertulis makam Mbah Karimah.
Di halaman ini akan terasa sejuk sebab ada dua pohon asam seakan sebagai pintu gerbang.
Lima meter kemudian terlihat dua bangunan, mushala dan bangunan cungkup dengan dua makam, milik Mbah Karimah tertulis wafat pada tahun 1377, sebelahnya ada makam Mbah Sholeh salah seorang murid setianya.
Baca Juga: Kembang Laruk bagian 31: Sosok Njaweh ada di sini! Kengerian pendakian yang semakin menjadi
Siapakah Mbah Karimah, atau Ki Bang Kuning atau Ki Wiriseroyo?
Ia adalah mertua Sunan Ampel atau Raden Rachmat.
Nama Ki Bang Kuning sering dikaitkan dengan kata “Bang” dan “Kuning” yang berarti warna merah dan gading pada bangunan batu sebagai tanda perbatasan keraton atau wilayah administratif zaman Majapahit.
Ki Bang Kuning mempunyai nama pribadi Wirajaya atau Wiro Saroyo yang ditafsirkan sebagai seorang pemimpin lokal yang bertugas menjaga perbatasan.