Keteladanan Rasulullah Muhammad SAW dalam pembinaan umat

photo author
- Sabtu, 17 September 2022 | 07:14 WIB
 Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok. Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok. Pribadi)

Sifat Rasul yang dapat dipercaya sudah dia tunjukkan sejak kecil ketika beliau membawa barang dagangan Siti Khadijah ke negeri Syam beliau menjaga amanah ini dengan sungguh-sungguh.

Kesungguhan dalam menjaga amanah inilah membuat kagum Siti Khadijah.

Baca Juga: Beragama secara dewasa dan proporsional

Sebab beliau tidak pernah mengambil keuntungan sedikit pun dari apa yang diperolehnya, semua keuntungan itu tetap diserahkan kepada Siti Khadijah.

Ketiga, Tabligh. Tabligh artinya menyampaikan segala firman Allah SWT yang ditujukan kepada umat manusia melalui Rasulullah SAW.

Tidak ada yang disembunyikan meskipun wahyu tersebut Menyinggung Rasulullah sendiri. 

Ada sebuah kisah yang diceritakan dalam sebuah riwayat bahwa firman Allah (QS 'Abasa: 1) turun berkenaan dengan Ibnu Ummi Maktum yang buta dan datang kepada Rasulullah SAW sambil berkata:

“Berilah petunjuk kepadaku, ya Rasulullah.” ketika itu Rasulullah SAW sedang menghadapi para pembesar kaum musyrikin Quraisy, sehingga Rasulullah berpaling daripadanya dan tetap melayani pembesar-pembesar Quraisy.

“Apakah yang saya katakan ini mengganggu tuan?”Kata Ummi Maktum, Kemudian Rasulullah menjawab: “Tidak.”

Baca Juga: Menanamkan rasa percaya diri anak, di antaranya dengan mendukung proses belajar dan pengembangan dirinya

Maka ayat ini turun sebagai teguran di atas perbuatan Rasulullah SAW itu.

Keempat, Fathanah. Fathonah artinya cedas/bijaksana. Mustahil bagi seseorang Rasul itu bersifat bodoh atau jahlun.

Dalam menyampaikan ayat Al-Quran dan kemudian menjelaskannya dalam puluhan ribu hadis memerlukan kebijaksanaan dan kecerdasan yang luar biasa.

Baginda SAW harus bisa menjelaskan firman-firman Allah SWT kepada kaumnya  dengan bijaksana sehingga mereka mau memeluk Islam.

Apalagi Rasulullah mampu mengatur umatnya sehingga berjaya mentransformasikan bangsa Arab jahiliah yang pada dasarnya bodoh, kasar/bengis, berpecah-belah serta sentiasa berperang antara suku, menjadi satu bangsa yang berbudaya dan berpengetahuan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X