Beragama secara dewasa dan proporsional

photo author
- Sabtu, 10 September 2022 | 06:42 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok. Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok. Pribadi)

HARIAN MERAPI - Banyak orang beragama karena hasil keturunan atau karena pengaruh lingkungan.

Orang memeluk Islam misalnya, karena dilahirkan oleh orang tua yang beragama Islam dan dibesarkan dalam lingkungan yang beragama Islam pula.

Keadaan demikian, biasanya, ia tidak pernah bertanya tentang ke-Islmannya. Berbeda dengan mereka yang hidup di tengah-tengah komunitas bukan muslim.

Baca Juga: Membangun keadilan sosial dalam pendekatan profetik: Menempatkan orang lain dalam posisi yang mulia

Padanya sering timbul pertanyaan tentang “sampai dimana kebenaran agama yang dipeluknya dibanding dengan agama yang dipeluk orang lain”.

Baginya untuk meyakinkan agama yang dipeluknya diperlukan argumentasi yang meyakinkan, dan melalui kajian-kajian dan perdebatan yang panjang.

Era informasi sekarang ini, orang-orang sangat bergantung pada informasi yang diterimanya.

Bermacam budaya dunia era globalisasi saat ini telah merubah cara hidup manusia.

Agama, norma, budaya, pola perilaku banyak bergeser. Firman Allah SWT:

“Janganlah kamu mengikuti suatu pendirian tanpa pengetahuan yang meyakinkan, sebab pendengaran, penglihatan dan hati itu masing-masing akan dimintai pertanggungan jawab”. (QS. Al-Isra’, 17:36).

Baca Juga: Lima syarat taubat nasuha, salah satunya ikhlas

Orang akan tangguh menghadapi tantangan dalam beragama apabila ia dalam memilih agama dan beragama atas kesadaran, bukan sekadar berasal dari keturunan dan pengaruh lingkungan belaka.

Untuk itu seseorang dituntut untuk memiliki : (1) pengetahuan yang memadahi tentang agama itu dan, (2) pengalaman mengamalkan agama yang dianut secara proporsional.

Bagi umat Islam (muslim), kepastian kebenaran agama diperoleh dari al-Qur’an. QS. Ali Imran, 3:60 menegaskan:

“Agama yang benar adalah yang datang dari Tuhanmu, janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu”.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X