Baca Juga: Meneladani Pendidikan Keluarga Nabi Ibrahim AS
Firman Allah SWT : “Dan unta-unta itu Kami jadikan untukmu bagian dari syi’ar agama Allah, kamu banyak memperoleh kebaikan padanya.
Maka sebutlah nama Allah (ketika kamu akan menyembelihnya) dalam keadaan berdiri (dan kaki-kaki telah terikat).
Kemudian apabila telah rebah (mati), maka makanlah sebagiannya dan berilah makan orang merasa cukup dengan apa yang ada padanya (tidak meminta-minta) dan orang yang meminta.
Demikianlah kami tundukkan (unta-unta itu) untukmu, agar kamu bersyukur.” (QS. Al-Hajj, 22 : 36).
Dilanjutkan dengan firman-Nya : “Daging (hewan qurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu.
Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS.Al-Hajj, 22 : 37).
Ketiga, pelaksanaan korban merupakan salah satu ibadah yang sangat diutamakan sekaligus sebagai salah satu ciri keislaman seseorang.
Baca Juga: Memuliakan Diri Sendiri dan Sesama Makhluk Ciptaan Allah SWT di Muka Bumi
Firman Allah SWT : “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.” (QS. Al-Kautsar, 108 : 1- 2).
Ibadah yang bisa dikatakan paling utama yang berhubungan dengan fisik dan tubuh adalah shalat.
Sedangkan ibadah yang bisa dikatakan paling utama yang berhubungan dengan harta yang kita mililiki adalah qurban.
Maka lakukanlah kedua ibadah tersebut secara seimbang. Bersegeralan untuk melaksanakan ibadah korban dengan menyembelih hewan kurban.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat Ied kami.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).
Keempat, ibadah korban akan membuat seseorang menjadi semakin dekat dan senantiasa bersyukur kepada-Nya.