Etos Kerja dalam Islam

- Sabtu, 14 Mei 2022 | 05:30 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok. Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok. Pribadi)

harianmerapi.com - Menurut tabiatnya manusia mempunyai potensi untuk melakukan dua pilihan kebajikan atau kejahatan,

sebagaimana firman-Nya: “Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan”. (QS. Al-Balad, 90:10).

Pemilihan seseorang akan jalan kebaikan, kebajikan dan pergaulan yang baik ataukah sebaliknya jalan kejahatan, kezaliman dan permusuhan akan dipengaruhi oleh berbagai faktor,

Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 54: Menghadapi Kenyataan yang Ada, Jadi Ingat Dosa

seperti bentuk pendidikan yang diterimanya, kondisi sosio kultural di mana ia tumbuh dan dibesarkan, dan berbagai pengalaman pribadi lainnya yang diperoleh di sepanjang hidupnya.

Kadang-kadang manusia menjawab frustrasi yang dialaminya dengan tingkah laku memusuhi, atau menarik diri dari lingkungan pergaulan.

Pada kesempatan yang lain, frustrasi mendorongnya untuk merenung mencari solusi, dengan mempelajari kemungkinan-kemungkinan baru yang lebih tepat untuk mengatasi hambatan yang dialaminya tersebut.

Firman Allah SWT : “Dan bagi tiap-tiap orang ada tujuan (sendiri) yang diarahnya (ditujunya)”. (QS. Al-Baqarah, 2 : 148).

Untuk mencapai tujuan hidup yang diridhai Allah SWT, Al-Quran mengingatkan kepada manusia bahwa harta dan anak-anak itu hanyalah perhiasan kehidupan di dunia belaka,

Baca Juga: Sriwijaya Kerajaan Bahari 10: Selain Candi, Mewariskan Bahasa Melayu Sebagai Alat Pemersatu

sedangkan yang lebih baik adalah amalan-amalan saleh yang kekal dan lebih baik pahalanya di sisi Allah SWT.

Firman Allah SWT : “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amalan-amalan yang kekal dan saleh adalah lebih baik balasannya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan”. (QS. Al-Kahfi, 18 :46).

Sedangkan hakekat Allah menciptakan manusia di dunia ini adalah untuk menyembah kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia di dunia melainkan supaya mereka menyebah kepada-Ku”. (QS. Adz-Dzariyat, 51 : 56).

Ibadah, baik sebagai ibadah khusus maupun ibadah umum dalam makna yang luas adalah puncak ketundukan dan pelaksanaan atas perintah-perintah Allah SWT.

Agama Islam yang diturunkan ke bumi beberapa abad yang lalu, telah memberikan pedoman dan petunjuk melalui seperangkat hukum dan aturan yang berfungsi untuk mengatur kehidupan manusia.

Halaman:

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Hak asasi manusia dalam Islam

Kamis, 1 Juni 2023 | 17:00 WIB

Membangun etos kerja dalam Islam

Kamis, 25 Mei 2023 | 17:00 WIB
X