Lima Kiat Membangun Pribadi yang Jujur Nan Mempesona, Dimulai Dari Belajar Berkata Jujur (Apa Adanya)

photo author
- Kamis, 23 Juni 2022 | 05:30 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok. Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok. Pribadi)

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau hendaklah ia diam”. (HR. Bukhari)

Kedua, berhentilah menutupi kebohongan dengan kebohongan yang baru.

Terkadang seseorang itu berbohong dengan tujuan untuk menunjukkan dirinya lebih hebat dari orang lain atau untuk menutupi kebohongan yang pernah diperbuat.

Untuk menutupi kebohongan yang telah dilakukan, maka akan melakukan kebohongan yang leboh biesar lagi.

Baca Juga: Empat Kunci Masuk Surga

Jika seseorang telah menyadari akan bahaya yang akan timbul akibat kebohongan yang dilakukan maka orang itu akan bersegera untik meninggalkan kebiasaan berbohong dan berlatih hidup penuh kejujuran.

Ketiga, belajarlah untuk membedakan antara harus tahu dengan ingin mengatakan kepada orang lain.

Seseorang memiliki informasi yang banyak merupakan sesuatu yang baik.

Yang tidak baik adalah ketika orang itu melampiaskan naluri dirinya yang ingin selalu menyempaikan apa saja yang diketahui kepada orang lain.

Kadang seseorang baru merasa eksistensinya diakui kalau dapat menyampaikan informasi yang sebanyak-banyaknya.

Padahal ketidakmampuan seseorang untuk menahan diri agar tidak menyampaikan sesuatu kepada orang lain merupakan sesuatu yang harus dilatihkan setiap saat.

Keempat, obyektiflah dalam menilai diri sendiri. Subyektiitas merupakan sesuatu yang eajar dimiliki seseorang, termasuk dalam hal menilai diri sendiri.
Namanya saja menilai diri, pasti subyektivitas sangat dominan.

Baca Juga: Sepuluh Janji Allah Kepada Umat-Nya, Salah Satunya Pahala yang Sempurna Bagi Orang-orang yang Sabar

Di sinilah perlunya seseorang untuk belajar mencandra diri secara obyaktif; kelebihan berikut kelemahannya.

Kemampaun menilai diri secara obyektif akan membuat seseorang memiliki kemampuan untuk belajar memahami kelemahan dan kekurangan diri yang ada untuk kemudian diarahkan untuk peningkatan dan pengoptimalisasian segenap potensi diri.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X