Kali lain, dalam suatu perjalanan yang disertai beberapa sahabat, ketika istirahat para sahabat mempersiapkan untuk makan, mereka sibuk membagi pekerjaan di
antara mereka, maka Rasulullah SAW mengacungkan jarinya :
”Tugas saya mengumpulkan kayu bakar!” Para sahabat berkata: ”Ya Rasulullah, tugas itu pekerjaan kami!” Jawab Nabi:”Saya tahu kalian hendak menghormati saya, namun saya tidak mau dibeda-bedakan dengan diri kalian!”
Ketiga, kasih sayang adalah nalurinya.
Baca Juga: Tiga Fakta Seputar Nikotin yang Ternyata Dapat Menyebabkan Ketergantungan
Rasulullah Muhammad SAW adalah seorang insan, nalurinya kasih sayang dan sifatnya cinta kasih.
Kepada siapa semua itu ditujukan? Jawabannya adalah kepada semua makhluk Allah yang berada di atas bumi.
Ketaatan beliau kepada Allah mengatasi ketaatan semua insan, begitu juga cintanya kepada Allah.
Kebajikan terhadap sesama manusia adalah dikarenakan cintanya kepada Allah, kebajikan merupakan kesenangannya.
Oleh karenanya akan dikerjakannya dengan ringan dan gembira.
Keempat, keluhuran budi adalah amal pekerjaannya.
Baca Juga: Arab Saudi Berlakukan Aturan Baru Masuk Raudhah, Ini Aturannya
Kalau mengikuti doa-doa Rasulullah SAW di mana beliau bermunajat kepada Allah dengan kerendahan dan kesopanan, terungkap nyata kepada kita betapa kecondongan beliau mengarah kepada keluhuran budi, jiwa dan amal.
Beliau dalam doa-doanya tidak memohon kepada Allah untuk kepentingan pribadi (”human interest”), tidak pula bersifat khusus, tidak pula karena keinginan nafsu, melainkan berdoa untuk mengingatkan jiwa dan meninggikan budi pekerti.
Kelima, derita manusia adalah kebaktian ibadahnya.
Rasulullah seseorang yang sangat ingin membantu mengentaskan orang lain dari deritanya, dan itulah ibadah yang beliau utamakan.