Pernyataan Keimanan dalam Tuntunan Islam

photo author
- Jumat, 6 Mei 2022 | 06:38 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok Pribadi)

Sesama makhluk Allah di dunia fana ini, tidak ada yang dapat menjamin keselamatan, ketercukupan rizki dan kesejahteraan hidup.

Jadi, hanya kepada Allah kita mengikatkan diri.

Baca Juga: Sunan Ampel 5: Mendirikan Masjid di Kembang Kemuning, Tauhid Membuat Masyarakat Meninggalkan Kepercayaan Lama

Ketiga, mempersamakan diri di tengah makhluk seisi alam. Semua manusia adalah sama. Manusia dan benda-benda alam, seperti; tumbuh-tumbuhan, binatang, ikan, air, batu,
dan sebagainya adalah sama.

Karena itu, dengan sesama makhluk tidak dibenarkan atau tidak etis saling menyakiti, bertindak sewenang-wenang, saling mencelakakan, saling memperlakukan tidak adil dan tindakan-tindakan lain yang merugikan sesamanya.

Sebagai khalifah Allah di muka bumi manusia berkewajiban menjaga keharmonisan kehidupan di alam fana ini untuk kemudian siap mempertanggungjawabkannya atas berbagai sikap dan perilaku yang dilakukan dalam menjaga keseimbangan alam ini.

Keempat, mendidikan manusia agar selalu kreatif, apresiatif dan inovatif dalam menyikapi berbagai tantangan hidup.

Kesadaran semacam ini penting, karena setelah Allah menciptakan alam semesta dan semua isi yang ada di dalamnya, kemudian Allah tetap menjaga dan memeliharanya.

Hal ini penting sebagai pelajaran yang sangat berharga bagi kehidupan kita sehari-hari.

Baca Juga: Horor Ketika Arwah Gentayangan Minta Kakinya yang Diamputasi Ikut Dikubur

Wajah permukaan bumi sangat kaya dan luar biasa menakjubkan ini, seperti; gunung-gunung yang berdiri tegar menjulang ke langit, hutan yang luas menghijau,

sungai-sungai, sawah, ladang, dan sebagainya, merupakan khazanah pengetahuan yang menyimpan hikmah pengetahuan dan pelajaran yang sangat tinggi.

Kalimat thayyibah ini secara implisit memilki empat konsep ideal bagi kehidupan manusia dan alam sekitarnya,

yaitu konsep persaksian (ketegasan pemihakan terhadap kebenaran dan keadilan) konsep pembebasan, konsep persamaan dan konsep pendidikan.

Ini berarti bahwa keempat konsep itu saling berhubungan antara yang satu dengan lainnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X