Pernyataan Keimanan dalam Tuntunan Islam

photo author
- Jumat, 6 Mei 2022 | 06:38 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok Pribadi)

harianmerapi.com - Pernyataan keimanan seorang muslim, secara formal diformulasikan dengan pengucapan lafadz Laa Ilaha Illallah (tidak ada Tuhan selain Allah), yang merupakan bagian pertama dan utama dari syahadat.

Lafadz ini merupakan salah satu dari kalimat yang mengandung makna kebaikan. Karena itu, kalimat itu sering juga disebut dengan kalimah thayyibah (kata-kata yang bagus).

Kalimat thayyibah ini mengandung lafadz yang sederhana, tetapi memiliki makna yang sangat dalam.

Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 46: Jadi Tersangka Kasus Pembunuhan, Dianggap Telah Mencemarkan Nama Baik Desa

Karena begitu dalamnya, maka Nabi menegaskan dalam sabdanya bahwa barang siapa di saat menjelang meninggal mampu mengucapkan kalimah thayyibah, maka ia akan meninggal dengan husnul khatimah atau meninggal dalam keadaan yang baik.

Terdapat beberapa pengertian yang dapat diambil dari kalimat laa ilaaha illallah, yaitu:

Pertama, persaksian bahwa hanya Allah SWT, Tuhan yang wajib dicintai, disembah, diutamakan dan tempat berlindung.

Dengan mengucapkan kalimat tersebut, berarti kita memperbaharui persaksian yang telah kita ikrarkan sewaktu masih ada di dalam rahim ibu.

Allah SWT menegaskan dalam Alquran :"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):

"Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab: Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (QS. Al-A'raf, 7:172).

Baca Juga: Kisah Nyata Cara Jitu Mengusir Tikus dan Istri Gagal Menjual Dagangan karena Sudah Jadi Pelangggan Suami

Kedua, membebaskan manusia dari segala keterikatan dengan selain Allah SWT.

Dengan mengucapkan kalimat thayyibah, berarti kita membebaskan diri dari keterikatan dalam bentuk apapun dengan selain Allah SWT.

Wujud keterikatan itu adalah kita tidak pernah merasa takut atau tunduk kepada selain Allah; apakah terhadap jin, syetan, raja, penguasa, batu, kayu, matahari, bulan, bintang, dan benda-benda lain yang dianggap ampuh (memiliki kekuatan).

Sebab, semua makhluk atau benda-benda itu ciptaan Allah, jadi statusnya sebenarnya sama dengan kita, yaitu sama-sama makhluk Allah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X