Gambaran ini sekaligus dapat dijadikan sebagai indikator tingkat kesungguhan manusia dalam memerankan dirinya selaku hamba Allah secara utuh.
Baca Juga: Misteri Patung Kodok yang Konon Ada Penunggunya, Kadang Menampakkan Diri Jadi Penari Ledhek
Tolok ukur hablum minannas (hubungan antar manusia) bukanlah berdasarkan nafsu manusia yang mudah berubah dan sangat subyektif, melainkan bagaimana Allah telah
berbuat baik kepada manusia.
“Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu”. (QS Al-Qasas, 28: 77).
Dalam mempertanggungjawabkan amal perbuatan yang pernah dilakukannya, tidak seorang pun dapat memungkiri akan apa yang telah dilakukannya di dunia yang fana ini.
Manusia akan memberikan kesaksian langsung yang tidak mungkin dibantah oleh mulut, sebab pada saat itu mulut telah dikunci, demikian pula kaki, tangan, serta anggota tubuh lainnya akan memberikan kesaksian apapun yang telah dikerjakan ketika hidup di dunia.
Allah SWT berfirman : “Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan” (QS Yasin, 36 : 65).
Baca Juga: Kata Dokter Gigi Menyikat Gigi Sebaiknya Dilakukan 30 Menit Setelah Makan, Ini Alasannya
Oleh karena itu, janganlah kesenangan duniawi menjadikan lupa (kekekalan) akhirat.
Mempersiapkan akhirat yang baik, tanpa (harus) melupakan apa yang menjadi hak-haknya di dunia ini, itulah keseimbangan hidup yang harus dimiliki oleh setiap orang yang beriman. Insya Alah! *