harianmerapi.com - Makhluk halus yang menunggu tempat tertentu, kadang secara misteri menampakkan diri hingga bisa dilihat manusia.
Batu itu ada di kebun Mbah Argojati, wujudnya menyerupai seekor kodok. Tapi bentuk itu asli bukan dipahat
sehingga pada bagian bokongnya tidak menyerupai bokong seekor kodok melainkan agak menonjol dan bagian punggungnya agak legok.
Fisiknya cukup besar, tinggi lebih dari satu meter, diameternya sekitar 40-an cm. Menurut Pak Melan cucu dari Mbah Argojati, batu kodhok itu ada penunggunya, entah dua atau satu.
Terkadang menampakkan diri sebagai seorang nenek dan lain kesempatan sebagai gadis cantik mirip ledhek atau penari perempuan.
Dahulu, kakeknya Pak Melan almarhum setiap malem Jumat Kliwon memberinya sajen diwadahi ancak kecil debok tangkai daun pisang dipadu dengan bilah-bilah bambu, beralaskan daun pisang.
Di antara isi sajen itu sekepal nasi, secuwil kemenyan, rajangan daun pandan wangi, kembang setaman, pisang mangsan,
Baca Juga: Sejarah Mudik yang Mulai Dikenal Sejak Era 1970-an, Tradisi Kumpul Keluarga Hingga Ajang Pamer Harta
air yang diwadahi umpluk-umpluk mainan anak-anak dari tanah liat berupa periuk kecil, tembakau, suruh, duwit receh, dan lainnya.
Sajen tadi ditempatkan pas di depan sang kodok batu, konon supaya sang penunggu tidak mengganggu.
Tapi sekarang sudah tidak dibuatkan sajen dan ternyata juga tidak mengganggu. Meski soal penampakan itu diakuinya masih ada meski relatif jarang.
“Ledhek itu berdiri melendot saja di batu kodok, tidak njoget?” kata seorang nenek tetangga Pak Melan yang pernah melihatnya suatu malam ketika rembulan purnama.
Sedang Mbah Mijo pernah melihat nenek sedang menyapu di dekat batu kodhok. Barangkali inilah sebabnya di sekitar batu kodhok selalu nampak bersih.