harianmerapi.com - Rupanya penyakit yang dialami Mistini bukannya tanpa sebab. Semua lantaran roh gentayangan yang menjadi penjaga sang ibu saat jadi penari kuda lumping.
“Itu Pak, dia masih menabuh bonang.” Mistini menunjuk arah deretan bonang sambil menjambak-jambak rambutnya karena begitu nyeri kepala yang ia rasakan.
Tak ada siapa pun yang bisa Pak Triono lihat, jusru yang dilihatnya adalah Mistini mulai menari.
Baca Juga: Titisan Penari Kuda Lumping 1: Tidak Percara Diri, Kepala Merasa Pening dan Perut Terasa Mual
Tarian yang amat gemulai ala penari jaran kepang. Pak Triono membiarkannya dan terus mengamati putrinya yang menari seolah mengikuti irama.
Selang 10 menit tarian indah itu berganti dengan atraksi silat dan amukan. Mistini berguling-guling di lantai, Pak Triono panik dan menghampiri putrinya yang wajahnya kini memerah.
“Mis, kamu kenapa, Nak?” Pak Triono berusaha menenangkan tubuh putrinya.
“Kang Tri, kamu harus bisa menjadikan Mistini penari kuda lumping,” ucap Mistini dengan mata membuka selebar-lebarnya dan memerah.
Baca Juga: Petung Jawa Weton Senin Wage 14 Maret 2022, Punya Antibodi, Pandai Bicara, Wibawa di Lingkungannya
Pak Triono mulai paham bahwa putrinya kerasukan, suaranya berubah menjadi suara laki-laki.
“Kamu siapa?” Triono mundur beberapa langkah dari hadapan Mistini.
“Kamu lupa sama aku, Kang? Kamu yang menyuruhku menjadi penjaga istrimu agar dapat menjadi penari dan sinden terbaik."
"Setelah istrimu meninggal dunia, kau lupakan aku. Kau biarkankan aku jadi roh gentayangan tanpa majikan. Maka kuincar anakmu yang berwajah paling mirip dengan istrimu."
Baca Juga: Enam Manfaat Dzikir, Salah Satunya Menambah Keteguhan Hati
"Kau harus bisa menjadikan Mistini penari kuda lumping atau aku akan menyiksanya setiap musik kuda lumping dimainkan."