Dengan menggunakan panca indera, akal dan jiwanya, sedikit demi sedikit pengetahuannya bertambah. Namun demikian, keterbatasan panca indera dan akal menjadikan sekian banyak tanda tanya yang muncul dalam benaknya tidak terjawab.
Hal ini dapat mengganggu perasaan dan jiwanya, dan semakin mendesak pertanyaan tersebut semakin gelisah bila tidak terjawab. Hal ini antara lain karena manusia memiliki naluri ingin tahu.
Kalau demikian manusia membutuhkan informasi tentang apa yang tidak diketahuinya itu, khususnya dalam hal-hal yang sangat mengganggu ketenangan jiwanya atau syarat bagi kebahagiannya. Di sinilah informasi Tuhan itu datang (Agama itu dibutuhkan).
Kedua, sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendirian. Banyak kebutuhan yang tidak dapat dipenuhinya sendiri, karena berbagai keterbatasan waktu, pengetahuan dan kemampuan yang lainnya.
Hidup manusia bagaikan lalu lintas, masing-masing ingin berjalan dengan selamat sekaligus cepat sampai tujuan. Namun, karena kepentingan mereka berbeda-beda, maka apabila tidak ada peraturan lalu lintas kehidupan, pasti akan terjadi benturan dan tabrakan penuh dengan kekacauan dan ketidakpastian.
Dengan demikian manusia membutuhkan peraturan demi lancarnya lalu lintas kehidupan. Di sinilah Agama sangat diperlukan untuk mengatur lalu lintas kehidupan manusia agar dapat berjalan dengan tertib dan damai.
Keharmonisan hidup bermasyarakat dapat terwujud karena manusia mengikatkan dirinya dengan perintah agama. Semakian beriman seseorang, maka akan semakin membefikan warna kehidupan yang baik bagi lingkungan sekitarnya. *