Menanam Harapan Terbaik bagi Orang Beriman di Tengah Badai Kehidupan

photo author
- Jumat, 21 Januari 2022 | 05:00 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok. Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok. Pribadi)

Sementara ketika harapan itu pupus dan harus mendapatkan kegagalan, seseorang akan menjadi putus asa, putus harapan.

Sebagaimana firman Allah SWT: "Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan" (QS. Fushilat, 41:28).

Demikian pentingnya untuk menanam harapan dan bekerja untuk mewujudkan harapan itu, maka Allah SWT menegaskan: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri (jiwa) memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, karena sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan". (QS. Al-Hasyr, 59:18).

Baca Juga: Cerita Hidayah, Lalai dalam Hal Waktu Maka Rezeki yang Sudah di Depan Mata pun Menjauh

Melalui ayat ini, orang-orang beriman diajak untuk melihat masa depan, masa yang akan kita lewati dan akan kita tuju. Mengapa demikian? Karena hidup ini tidak pernah berhenti.

Hidup ini terus berjalan, yaitu berjalan menuju satu titik yang namanya kematian, dan pada akhirnya menuju kekekalan abadi, yaitu kampung akhirat. Dan inilah masa depan yang paling pasti dan akan dialami semua orang.

Karena itu, setelah seseorang menabur harapan, maka perlu dibarengi dengan komitmen untuk bekerja keras, disiplin dan do’a. Setelah upaya dilakukan secara maksimal, apapun hasilnya, bertawakkallah kepada Allah SWT.

Tawakal merupakan bingkai yang akan menjaga panen yang didapatkan itu tetap berkah, memberi manfaat bagi kehidupan pribadinya dan memberikan kemaslahatan kepada banyak orang.

Baca Juga: Seleksi Calon Rektor UGM Segera Dimulai dan Terbuka untuk Umum

Ujian hidup laksana tanah yang subur dan luas untuk menabur benih-harapan sebanyak-banyaknya. Energi bisa tetap stabil untuk melakukan kerja-kerja kemanusiaan yang dapat meningkatkan kapasitas personal (personal capability).

Pembiasaan untuk sensitif dan empati atas segala sesuatu yang terjadi di sekitar kita selama beraktifitas, merupakan jawaban atas kondisi krisis sekarang ini.

Para ahli hikmah menyatakan bahwa orang yang paling bahagia adalah orang yang mempunyai harapan. Sebab, dengan harapan itu, seseorang akan selalu merasa optimis, bermakna, dan jalan menuju kesuksesan terbentang luas di hadapannya.

Ia akan selalu bersemangat, energik, kreatif dan inovatif menciptakan karya-karya baru. Dan sebaliknya, orang yang paling nista atau paling sengsara adalah orang yang tidak lagi memiliki harapan. Orang yang hidup tanpa harapan, seperti orang yang tidak menanam apa-apa, maka ia tidak ada kesempatan untuk memetik hasil panen apapun.

Karena itu, orang yang tanpa harapan, hidupnya tidak ada energi yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu. Ia menjadi pemurung, pemalas, pemimpi, dan akhirnya hidupnya blank, kosong tanpa makna. *

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X