Baca Juga: Judi dan Minuman Keras Membuat Keluarga Berantakan, Sampai Ujungnya Tinggal Sebuah Penyesalan
Ketiga, kematian lebih layak bagi orang-orang yang menyia-nyiakan waktu. Jika waktu hanya dihabiskan untuk hal-hal yang membuat lalai, untuk sekadar menghamburkan syahwat (hawa nafsu), berangan-angan yang batil, hanya dihabiskan dengan banyak tidur dan digunakan dalam kebatilan (baca: kesia-siaan), maka sungguh kematian lebih layak bagi diri seseorang.
Manfaatkan waktu dengan yang sebaik-baiknya, sehingga kesempatan yang ada tidak hilang begitu saja. Hasan Al-Basri mengatakan wahai manusia, sesungguhnya kalian hanyalah kumpulan hari. Tatkala satu hari itu hilang, maka akan hilang pula sebagian dirimu.
Bahkan hampir-hampir sebagian harimu berlalu, lalu hilanglah seluruh dirimu (baca: mati) sedangkan engkau mengetahuinya. Oleh karena itu, beramallah sebanyak-banyaknya selagi ajal belum menjemput kita. Ingat, ajal akan datang dalam situasi yang seperti apapun.
Keempat, jika tidak tersibukkan dengan kebaikan, pasti akan terjatuh pada perkara yang sia-sia dan mubadzir. Hidup adalah pilihan; kita akan memilih hidup yang manfaat dengan kegiatan dan aktifitas sesuai dengan kehendak-Nya ataukah hanya sekadar mengikuti saja apa yang menjadi keinginan dirinya.
Orang-orang yang beriman, karena dalam hidup senantiasa mengharap ridha-Nya, maka mereka tidak pernah menyia-nyiakan waktu yang ada. Mereka pergunakan waktunya untuk hal-hal yang positif dan banyak membawa kemanfaatan baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain.
Semoga Allah, senantiasa memudahkan orang-orang beriman selaku hamba-Mu untuk memanfaatkan waktu ini dengan sebaik-baiknya dalam ketaatan dan dijauhkan dari kelalaian. Inshaa Allah! *