Perbatasan ini perbatasan selatan Kota Surabaya. Sebagaimana nama serupa, yaitu Desa Bang Kuning di Kediri yang menjadi perbatasan Daha dengan wilayah Blitar di masa lalu dan Desa Bang Koneng di Madura yang menjadi perbatasan Sumenep-Pamekasan.
Baca Juga: Petung Jawa weton Selasa Legi 27 September 2022, punya antibodi membuat orang lain merasa senang
Ki Bang Kuning adalah pemimpin lokal di selatan Surabaya yang masuk ke dalam lingkungan Puri Surabayan, wilayah kekuasaan Aria Lembu Sura.
Aria Lembu Sura adalah seorang Muslim dan mertua dari Brawijawa III dan kakek dari Nyai Ageng Manila Istri pertama Sunan Ampel.
Keturunan Ki Bang Kuning dari putrinya yang diperistri Sunan Ampel ini tercatat dalam sejarah menjadi penguasa di sejumlah daerah, kerajaan dan sekaligus pemuka agama.
Di naskah Tedhak Poesponegaran yang didukung naskah Babad ing Gresik, disebutkan bahwa Prabu Satmata Sunan Giri menikah dengan Dewi Murtosiyah, putri Sunan Ampel dari istri kedua yang bernama Mas Karimah. Mas Karimah adalah putri Ki Bang Kuning.
Dari pernikahan ini lahir empat orang putra yaitu Sunan Dalem Timur, Sunan Kidul Ardi Pandan, Sunan Waruju ing Ardi Kelud, serta Nyai Ageng Sawo.
Baca Juga: PSS Sleman punya modal bagus saat jamu Persita Tangerang di BRI Liga 1
Pernikahan sunan Giri dengan Dewi Murtosiyah mempunyai empat putera yakni Raden Prabu, Raden Musani, Raden Guwa, dan Retnawati.
Putri Sunan ampel yang lain dari istri kedua Mas Karimah adalah Dewi Murtosimah yang diperistri Raden Patah Adipati Demak.
Yang kemudian memiliki lima orang putra yaitu: Pangeran Prabu, Raden Trenggana, Raden Bagus Sayid Ali, Gendhuruan, dan Dewi Ratih.
Baca Juga: Petung Jawa weton Selasa Legi 27 September 2022, punya antibodi membuat orang lain merasa senang
Raden Trenggana kemudian menjadi raja Demak.
Gendhuruan atau Pangeran Kanduruan menjadi Raja Sumenep.
Demikian sekilas tentang Ki Bang Kuning atau mbah Karimah.
Banyak hal yang dapat dipetik dari kisahnya yang diantaranya mendidik putrinya menjadi muslimah yang baik yang mampu mendidik putra putri sehingga menjadi keturunan yang mengabdi tidak hanya pada agama tetapi juga negara.*