syiar

Perang Tabuk, Persiapan Pasukan Islam di Tengah Krisis untuk Menghadapi Romawi Timur

Senin, 27 Juni 2022 | 06:00 WIB
Ilustrasi (Pexels/Juergen Striewski)

harianmerapi.com - Perang Tabuk dinilai sebagai salah satu perang penentu dalam memuluskan penyebaran ajaran Islam.

Bagi Rasulullah Muhammad SAW dan kaum muslimin, saat itu tinggal kerajaan Romawi Timur yang dominan.

Sedangkan Heraklius, Raja Romawi Timur, bernafsu menang karena kemenangan atas tentara Muslimin akan menguatkan posisi, dan memuluskan untuk mengkristenkan jazirah Arab.

Baca Juga: Asal Muasal Perang Tabuk, Perang Besar dalam Sejarah Perkembangan Islam

KH Moenawar Chalil dalam buku Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad Jilid 3 menyampaikan, Rasulullah Muhammad SAW saat itu, baru saja menggerakkan pengumpulan zakat dari kaum muslimin.

Selain itu juga sedang melakukan penarikan pajak penghasilan dari kaum-kaum kabilah Arab yang belum mau mengikut Islam, tetapi di bawah pemerintahan Islam, yang semuanya untuk kepentingan pemerintahannya.

Walaupun demikian, setelah mendengar berita-berita yang menerangkan persiapan Kerajaan Romawi Timur hendak mengadakan penyerangan besar besaran terhadap ibu kota kaum muslimin, dengan segera Rosulullah Muhammad SAW melakukan persiapan guna menghadapi serangan mereka, padahal Nabi SAW.

Baca Juga: Sikap Seorang Muslim dalam Menghadapi Musibah, yang Pertama Mengucap Kalimat Istirja

Waktu itu Rasulullah Muhammad SAW sedang menumpahkan perhatiannya ke seluruh kawasan Arabia agar jangan sampai ada satu kaum atau safu kabilah pun yang berani mengganggu keamanan, apalagi sampai berani mengadakan huru-hara di dalam lingkungan lazirah Arab.

Tujuannya agar terjaga dan terjaminlah keamanan yang menyeluruh.

Mengetahui akan ada serangan, aosulullah Muhammad SAW memobilisasi kaum muslimin untuk menghadapi pasukan Romawi Timur.

Baca Juga: Kepemimpinan Profetik dan Cita-cita Luhur Bangsa Indonesia

Mobilisasi seluruh kekuatan dalam persiapa perang tidaklah mudah. Pada waktu itu, musim panas sedang menjadi-jadi, keadaan udara amat panasnya, dan musim gugur sudah hampir tiba.

Di kawasan gurun, di permulaan musim gugur itu biasanya panasnya memang lebih terik daripada keadaan di dalam musim panas sendiri.

Adapun jarak perjalanan dari kota Madinah sampai ke tanah perbatasan itu amat jauh, kesulitan dan kesukaran di dalam perjalanan sudah tentu tidak sedikit tentang hal ini, dengan sendirinya membutuhkan ketabahan yang luar biasa dan biaya yang tidak sedikit juga.

Halaman:

Tags

Terkini

Refleksi NgaSSo: dari Anak Sapi Emas ke Dewa Uang

Minggu, 19 Oktober 2025 | 06:52 WIB

Adam Turun ke Bumi, Hukuman atau Rahmat?

Sabtu, 27 September 2025 | 19:35 WIB

Kenapa Sulit Khusyuk dalam Shalat?

Sabtu, 13 September 2025 | 19:05 WIB

Bulan Muharam bulan istimewa bagi umat islam

Rabu, 25 Juni 2025 | 06:56 WIB