Dia bekerja bukan untuk melampiaskan dorongan nafsu, kepentingan pribadi, dan juga bukan untuk mempertahankan gengsi atau harga diri.
Mereka bekerja dan berjuang untuk melawan kebatilan yang selalu muncul di sekitarnya, sebagaimana firman-Nya :
“Dan katakanlah : “Yang benar telah datang dan yang bathil telah lenyap. Sesungguhnya yang bathil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap”. (QS. Al-Isra’, 17 : 81).
Ketiga, percaya kepada kehidupan yang kekal di akhirat. Dalam pandangan orang-orang mukmin, kehidupan bukanlah sekadar kehidupan sekarang di dunia yang fana ini, melainkan ada kehidupan lain yang hakiki dan penuh keabadian di akhirat, sebagaimana ditegaskan Allah SWT dalam firman-Nya :
“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya”. (QS. Al-Baqarah, 2 : 154).
Baca Juga: Ritual Pengambilan Keris Kuna, Ternyata Mendapat Keris Keramat yang Ada Khodamnya, Sehingga ......
Inilah yang mendorong hidupnya untuk senantiasa lebih baik untuk mengejar kebahagiaan sejati di akhirat kelak.
Keempat, percaya kepada qadar. Orang-orang yang beriman memperoleh kekuatan dari kepercayaannya keapada takdir Allah. Dia meyakini bahwa segala cobaan dan rintangan yang menghalangi perjuangannya adalah atas kehendak Allah semata.
Oleh karena itu dia akan berserah diri kepada-Nya atas segala sesuatu yang menimpanya. Dia sangat yakin apapun yang Allah SWT berikan kepadaya adalah sesuatu yang terbaik.
Allah SWT berfirman : “Katakanlah : “Sekali-kali tidaka akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal”. (QS. At-Taubah, 9 : 51).
Kelima, percaya kepada adanya persaudaraan sesama muslim (ukhuwah islamiyah). Orag-orang yang beriman memperoleh kekuatan karena mereka merasa bersaudara dengan sesama orang yang beriman, senasib dan sepenanggungan, saling menguatkan untuk kehidupan masyarakat yang lebih baik.
Persaudaraan sesama muslim laksana suatu bangunan, dimana bagian yang satu dengan bagian yang lain saling menguatkan dan memperkokoh menuju kepada kehidupan bersama yang lebih baik, lebih bermartabat dan selalu memupuk persaudaraan dan solidaritas di antara mereka. Allah SWT berfirman:
“Sesunguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan betakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat” . (QS. Al-Hujurat, 49 : 10). *