harianmerapi.com - Kita sebagai manusia hendaklah senantiasa bersyukur karena diciptakan Allah SWT menjadi makhluk yang paling sempurna dan memiliki kelebihan dari semua makhluk Allah yang lain.
Bahkan manusia ini lebih mulia daripada malaikat. Dan tiap manusia dalam hidupnya itu mempunyai tujuan hidup yang ingin dicapai;
yaitu bahagia dunia dan akhirat. Dan untuk merealisasikan tujuan tersebut orang-orang yang beriman itu pasti akan menghadapi berbagai rintangan, cobaan dan godaan yang silih berganti.
Baca Juga: Cerita Misteri Jika Kayu untuk Bahan Arang Ada Penghuninya, Maka ini yang Harus Dilakukan
Untuk mengatasi berbagai rintangan dan cobaan itu diperlukan adanya kekuatan agar sanggup mengatasi berbagai rintangan itu.
Bagi seorang mukmin kekuatan semacam itu hanya bisa diperoleh di dalam aqidah dan keimanan kepada Allah SWT.
Orang-orang yang beriman kepada Allah SWT merasa bahwa dirinya senantiasa dalam naungan karunia Allah, hanya takut kepada Allah dan tidak akan gentar menghadapi apapun selain Allah. karena dia sangat yakin Allah SWT pasti akan senantiasa menyertainya.
Karenanya, orang mukmin akan menjadi pribadi yang kuat meski tidak menggenggam senjata, menjadi berkecukupan dan kaya, meskipun tidak menyimpan harta yang cukup, dan merasa terhormat meskipun tidak berpangkat.
Untuk mengetahui mengapa seorang mukmin menjadi pribadi yang kuat, pemikir muslim kontemporer Prof. Dr. Yusuf al-Qardhawi menjelaskan setidaknya ada lima hal pokok sebagai sumber kekuatan orang mukmin yang membuatnya hidup tidak pernah bersusah hati;
yakni : Pertama, percaya kepada Allah, Dzat yang dia percayai serta tempat dia berserah diri kepada-Nya. Tidak ada kekhawatiran dalam hidupnya karena dia sangat yakin bahwa Allah SWT akan senantiasa menyertainya dimana saja dan kapan saja.
Allah SWT tidak membiarkan oang-orang yang menyerahkan diri kepadanya menjadi lemah, tidak membiarkan dia terus berjuang sendirian tanpa bantuan dan sandaran.
Orang mukmin menjadi kuat karena mendapatkan kekuatan dari Allah, sebagaimana firman-Nya :
“Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal”. (QS. Ali Imran, 3 : 160).
Kedua, percaya kepada adanya kebenaran. Orang-orang yang beriman itu mengambil kekuatan dari kebenaran yang diyakininya sebagai buah keimanan yang ada pada dirinya.
Baca Juga: Cerita Lucu Ikut Vaksinasi Dikira Mau Naik Haji dan Kesiangan Gagal Makan Sahur Tempe pun Jadi Jamur