harianmerapi.com - Interaksi antarteman sebaya dimaknai sebagai sekumpulan anak dan remaja dengan keanggotaan terbatas, yang melakukan interaksi satu dengan yang lain secara lebih intens, saling membagi dan mempengaruhi nilai, norma kebiasaan di antara mereka.
Interaksi antar teman sebaya ditandai dengan aspek kualitas interaksi antar teman sebaya yang termasuk sifat toleran, luwes, energik, riang, memiliki rasa humor, bertingkah sewajarnya, kepercayaan diri, mencari perhatian, egois, interaksi dengan kelompoknya.
Teman sebaya adalah merupakan kelompok yang beranggotakan anak-anak dan remaja, orang dewasa atau siswa yang mempunyai umur dan kepentingan yang sama serta mempunyai hukum atau norma yang dibuat secara bersama-sama.
Baca Juga: Kekayaan Bukan Segalanya 19: Mendapat Warisan dengan Tidak Benar, Berujung pada Penyesalan
Hubungan persahabatan dan hubungan peer group bersifat timbal balik dan memiliki sifat-sifat saling pengertian, saling membantu, saling percaya, dan saling menghargai serta menerima.
Interaksi antarteman sebaya diartikan sebagai suatu kelompok baru yang memiliki ciri, norma, kebiasaan yang jauh berbeda dengan yang ada dalam lingkungan keluarga.
Lingkungan teman sebaya merupakan lingkungan sosial pertama di mana remaja belajar untuk hidup bersama orang lain yang bukan anggota keluarganya.
Dalam pergaulan teman sebaya terdapat hubungan perkawanan yang akrab dan diikat oleh minat yang sama, kepentingan bersama dan saling membagi perasaan, saling tolong-menolong untuk memecahkan masalah bersama.
Sehubungan dengan komunikasi antar pribadi dengan teman sebaya, ada empat cara yang dapat meningkatkan hubungan dengan orang lain secara pribadi; yakni:
Pertama, daripada menghubungi orang lain melalui telepon, chating, atau e-mail, lebih baik langsung. Jarak personal sebaiknya dikurangi dengan cara bercakap-cakap secara langsung daripada melalui telepon, e-mail, surat, atau yang lainnya. Mengenal orang lain secara pribadi akan menghilangkan seseorang dari menetapkan stereotip orang tersebut atau salah menilainya.
Setelah bertemu secara langsung, afiliasi atau pertemanan bisa dibangun secara lebih akrab dan impersonal.
Kedua, diskusikan hal-hal yang menjadi perhatian bersama. Seseorang dalam melakukan pembicaraan dengan orang lain hendaklah belajar mengungkapkan tema-tema pembicaraan yang aman, di mana seseorang tidak menyakiti perasaan orang lain atau terlalu banyak mengungkapkan hal tentang diri sendiri.
Baca Juga: Pengalaman Mistis Akan Tilik Bayi di Rumah Kakak Ipar, Bertemu Jin Muslim Keluar dari Masjid
Namun yang harus dipahami bahwa percakapan yang paling sedikit resikonya, cenderung memberikan keuntungan yang paling sedikit pula dalam hal pengurangan jarak antar-personal.