Baca Juga: Empat Alasan Pentingnya Manajemen Waktu Agar Tidak Menjadi Orang yang Merugi
Khauf atau takut itu harus disertai dengan dua sifat lain sebagai penyeimbang kepribadian seorang mukmin, yakni raja’ (berharap) dan mahabbah (cinta). Tiga hal ini harus dimiliki secara bersamaan ketika beribadah kepada Allah.
Khaufnya ada, mahabbahnya ada, raja’nya juga ada. Kumpulkan, padukan ketiga rasa itu ketika kita beribadah.
Shalat umpamanya, khaufnya ada. Takut shalat kita ini ditolak oleh Allah, takut shalat ini tidak diterima, takut shalat ini malah mengundang adzab karena ada kekeliruan, kesalahan. Karena ada orang yang shalat tapi diancam dengan adzab.
Baca Juga: Keseimbangan Dunia Akhirat, Menyelamatkan Diri Dari Penyakit
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya,” (QS. Al-Ma’un [107] : 6).
Khawatir riya’ itu ada ketika kita shalat. Raja’ (harapannya) ada.
Berharap ampunan dan keridhaan Allah dengan shalat ini. Cintanya juga ada, sehingga kita merasakan betah ketika dialog dengan Allah dalam shalat kita. Tiga-tiganya ini harus senantiasa menyatu dalam setiap ibadah kita, baik ibadah bahdhah maupun ghairu mahdhah. *