Baca Juga: Survei Charta Politika: Pemilih Tak Puas dengan Kinerja Jokowi Cenderung Dukung Prabowo
Sebagian ulama salaf memakruhkan berjalan dengan langkah yang lemah dan dibuat- buat, sehingga diriwayatkan dari Umar bahwa ia melihat seorang pemuda berjalan pelan- pelan. Maka ia bertanya, Mengapa kamu berjalan pelan? Apakah kamu sedang sakit? Pemuda itu menjawab, Tidak, wahai Amirul Mu- minin.
Maka Umar memukulnya dengan cambuk dan memerintahkan kepadanya agar berjalan dengan langkah yang kuat.
Makna yang dimaksud dengan haunan dalam ayat ini ialah rendah hati dan anggun, seperti yang disebutkan dalam sabda Rasulullahﷺ:
اِذَا اَتَيْتُمُ الصَّلَاةَ فَلَا تَأْتُوْهَا وَاَنْتُمْ تَسْعَوْنَ وَأْتُوْهَا وَعَلَيْكُمُ السِّكِيْنَةُ فَمَا اَدْرَكْتُمْ فَصَلَّوْا وَمَا فَاتَكُمْ فَاَتِمُّوْا
Apabila kalian mendatangi (tempat) salat (masjid), janganlah kalian mendatanginya dengan berlari kecil, tetapi berjalanlah dengan langkah yang tenang. Apa yang kalian jumpai dari salat itu, kerjakanlah dan apa yang kamu tertinggal darinya, maka sempurnakanlah.
Baca Juga: Terkuak Penyebab Kebakaran di Ponpes Darul Muttaqin Bolong Selopampang Temanggung
Abdullah ibnul Mubarak telah meriwayatkan dari Ma'mar, dari Umar ibnul Mukhtar, dari Al- Hasan Al- Basri sehubungan dengan makna finnan- Nya: Dan hamba- hamba Tuhan Yang Maha Pemurah. (Al- Furqan, [25:63]), hingga akhir ayat.
Bahwa orang- orang mukmin adalah orang- orang yang rendah hati demi Allah, pendengaran dan penglihatan serta semua anggota tubuh mereka menampilkan sikap yang rendah hati; sehingga orang yang jahil menduga mereka sebagai orang yang sakit, padahal mereka sama sekali tidak sakit.
Sesungguhnya mereka adalah orang- orang yang sehat, tetapi hati mereka dipenuhi oleh rasa takut kepada Allah, tidak seperti selain mereka; dan mereka tidak menyukai dunia karena pengetahuan mereka tentang akhirat. Maka mereka mengatakan dalam doanya,
Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan dari kami. Ingatlah, demi Allah, kesusahan mereka tidaklah seperti kesusahan manusia. Tiada sesuatu pun yang menjadi dambaan mereka selain dari memohon surga. Sesungguhnya mereka menangis karena takut terhadap neraka. Sesungguhnya barang siapa yang tidak berbelasungkawa dengan belasungkawa Allah, maka jiwanya akan dicabut meninggalkan dunia dalam keadaan kecewa. Dan barang siapa yang tidak melihat nikmat Allah selain hanya pada makanan atau minuman, maka sesungguhnya amalnya akan sedikit dan azabnya akan datang menimpanya.
Dalam lanjutan ayat AlFurqon diatas Allahﷻ berfirman
وَاِذَا خَاطَبَهُمُ الْجٰهِلُوْنَ قَالُوْا سَلٰمًا
dan apabila orang- orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata- kata yang baik. (Al- Furqan, [25:63])
Yaitu apabila orang- orang jahil menilai mereka sebagai orang- orang yang kurang akalnya yang diungkapkannya kepada mereka dengan kata- kata yang buruk, maka mereka tidak membalasnya dengan hal yang semisal, melainkan memaafkan, dan tidaklah mereka mengatakan perkataan kecuali yang baik- baik. Seperti yang dilakukan oleh Rasulullahﷺ; semakin orang jahil bersikap keras, maka semakin pemaaf dan penyantun pula sikap beliau. Dan seperti yang disebutkan oleh firman Allahﷻ dalam ayat yang lain:
وَاِذَا سَمِعُوا اللَّغْوَ اَعْرَضُوْا عَنْهُ
Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling darinya. (Al- Qasas, [28:55])