Ketiga, mendapatkan kegelapan di hari Kiamat. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
“Kedzaliman adalah kegelapan pada hari kiamat.” (HR. Bukhari Muslim). Sungguh merupakan
perbuatan tercela yang harus dihindari sejauh mungkin. Belajarlah untuk senantiasa berbagi dengan orang lain dalam segala situasi dan kondisi.
Keempat, terancam oleh doa orang yang dizalimi. Doa orang yang terzalimi dikabulkan oleh
Allah, termasuk jika orang yang terzalimi mendoakan keburukan bagi yang menzaliminya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Dan berhati-hatilah terhadap doa orang yang terdzalimi, karena tidak ada penghalang antara doanya dengan Allah.” (HR. Bukhari Muslim).
Kelima, jauh dari hidayah Allah. Firman Allah SWT: “Bagaimana (mungkin) Allah akan
memberi petunjuk kepada suatu kaum yang kufur setelah mereka beriman dan mengakui bahwa Rasul (Muhammad) itu benar dan bukti-bukti yang jelas telah sampai kepada mereka? Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim..” (QS. Ali Imran; 3:86).
Keenam, dijauhkan dari Al-Falah, yakni dijauhkan dari mendapatkan kebaikan dunia-akhirat.
Firman Allah SWT: “Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan suatu
kebohongan terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak beruntung (al-falah).” (QS. Al-An’am; 6:21).
Sesungguhnya orang-orang yang berbuat aniaya, yakni berbuat dusta terhadap Allah ataupun mendustakan ayat-ayat-Nya, apalagi mendustakan keduanya, tidak akan memperoleh keberuntungan di hari Kiamat.
Ketujuh, kezaliman adalah sebab bencana dan petaka kehidupan. Allah menurunkan adzabnya
kepada umat-umat terdahulu yang telah mendustakan dan mengingkari ajaran para rasul-Nya yang diutus kepada mereka.
Firman Allah SWT: “Berapalah banyaknya kota yang Kami telah membinasakannya, yang penduduknya dalam keadaan dzalim, maka (tembok-tembok) kota itu roboh menutupi atap-atapnya dan (berapa banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang
tinggi.” (QS. Al-Hajj; 22:45). *
Penulis : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.,
Dosen FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Dosen Luar Biasa Pendidikan Agama Islam STIA “AAN” Yogyakarta dan Politeknik YKPN Yogyakarta,
Ketua Forum Komunikasi Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota Se-DIY