Dampak perbuatan zalim

photo author
- Kamis, 25 September 2025 | 17:00 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si (Dok. Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si (Dok. Pribadi)

Ketiga, mendapatkan kegelapan di hari Kiamat. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
“Kedzaliman adalah kegelapan pada hari kiamat.” (HR. Bukhari Muslim). Sungguh merupakan
perbuatan tercela yang harus dihindari sejauh mungkin. Belajarlah untuk senantiasa berbagi dengan orang lain dalam segala situasi dan kondisi.

Keempat, terancam oleh doa orang yang dizalimi. Doa orang yang terzalimi dikabulkan oleh
Allah, termasuk jika orang yang terzalimi mendoakan keburukan bagi yang menzaliminya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Dan berhati-hatilah terhadap doa orang yang terdzalimi, karena tidak ada penghalang antara doanya dengan Allah.” (HR. Bukhari Muslim).

Kelima, jauh dari hidayah Allah. Firman Allah SWT: “Bagaimana (mungkin) Allah akan
memberi petunjuk kepada suatu kaum yang kufur setelah mereka beriman dan mengakui bahwa Rasul (Muhammad) itu benar dan bukti-bukti yang jelas telah sampai kepada mereka? Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim..” (QS. Ali Imran; 3:86).

Keenam, dijauhkan dari Al-Falah, yakni dijauhkan dari mendapatkan kebaikan dunia-akhirat.
Firman Allah SWT: “Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan suatu
kebohongan terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak beruntung (al-falah).” (QS. Al-An’am; 6:21).  

Sesungguhnya orang-orang yang berbuat aniaya, yakni berbuat dusta terhadap Allah ataupun mendustakan ayat-ayat-Nya, apalagi mendustakan keduanya, tidak akan memperoleh keberuntungan di hari Kiamat.

Ketujuh, kezaliman adalah sebab bencana dan petaka kehidupan. Allah menurunkan adzabnya
kepada umat-umat terdahulu yang telah mendustakan dan mengingkari ajaran para rasul-Nya yang diutus kepada mereka.

Firman Allah SWT: “Berapalah banyaknya kota yang Kami telah membinasakannya, yang penduduknya dalam keadaan dzalim, maka (tembok-tembok) kota itu roboh menutupi atap-atapnya dan (berapa banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang
tinggi.” (QS. Al-Hajj; 22:45). *

Penulis : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.,
Dosen FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Dosen Luar Biasa Pendidikan Agama Islam STIA “AAN” Yogyakarta dan Politeknik YKPN Yogyakarta,
Ketua Forum Komunikasi Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota Se-DIY

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X